Sabtu, 26 Januari 2013

REVIEW + 3D REVIEW - Chinese Zodiac : CZ12

Sebuah persembahan terakhir dari aktor china legendaris Jackie Chan yang sudah menaruh tempat di banyak kalangan di dunia. Terutama fans Jac... thumbnail 1 summary
Sebuah persembahan terakhir dari aktor china legendaris Jackie Chan yang sudah menaruh tempat di banyak kalangan di dunia. Terutama fans Jackie Chan. Di Film terakhirnya ini, dia kembali bermain disebuah film laga yang sudah modern berjudul Chinese Zodiac : CZ12. Apakah ini adalah sebuah film yang bagus sebagai perpisahan dari aktor legendaris ini?
http://ricmeyers.com/wp-content/ric-meyers-uploads/2013/01/CZ12-H.jpg 
Menceritakan tentang seorang pemburu emas bernama JC (Jackie Chan) yang menyamar sebagai ketua National Geographic Channel di China. Dia menuju paris. Disana dia mencoba untuk menemukan harta karun berupa emas yang mungkin bisa dia lelang. Disana juga, dia bisa menemukan 12 Chinese Zodiac yang asli. Karena Chinese Zodiac yang beredar di musium-musium adalah sebuah imitasi dari yang asli. Pada saat dia mulai mencari bangkai kapal yang berisikan emas dan keduabelas kepala chinese zodiac ini. Banyak sekali lika-liku perjalanan yang harus mereka hadapi.
Saya bukan fans dari Jackie Chan dan juga tak seberapa suka dengan film laga. Tetapi, Chinese Zodiac : CZ12 ini bukan film laga. Terlebih Chinese Zodiac sudah banyak mengadaptasi beberapa penceritaan yang sudah terasa seperti hollywood. Dengan adegan aksi yang sudah banyak dengan beberapa alat canggih layaknya Mission Impossible menjadi hal yang menarik dari film ini. Sayang beribu sayang. Naskah cerita yang kurang diolah dengan baik alhasil membuat film ini jauh dari kata menyenangkan. Pace Cerita yang lambat dan durasi yang mungkin biasa saja untuk tipikal film seperti ini. Beberapa adegan yang sebenarnya banyak sekali di skip dan mungkin tak akan mengurangi esensi cerita yang terjalin di film ini. Lalu apa lagi? Adegan yang terkesan loncat-loncat membuat saya sebagai penonton bingung dengan maksud film ini diawal-awal dan mau dibawa kemana film ini? berbagai cerita yang memusingkan bukan karena cerita yang dirangkai terlalu berat tetapi terlalu kacau untuk diikuti. Beberapa penceritaan yang memang sangat cepat di awal film ini. Lalu dengan bertambahnya durasi film ini melambat dengan seenaknya saja. Penceritaan yang mulai tidak fokus mau dibawa kemana film ini dan juga saya yang semakin tidak fokus melihat film ini. Apa yang berbeda dengan film ini? Apa nilai plusnya? Dengan beberapa plot cerita yang mungkin berusaha epic contoh : saat JC mencoba memecahkan kode di perpustakaan. Alhasil semua terkesan biasa saja tak ada yang istimewa. Naskah yang setipis kertas dan selusuh kertas yang habis dicengkram yah seperti itulah film ini. Film yang berdurasi 123 menit ini serasa melihat film dengan durasi 140 menit. Film ini terasa sangat membosankan terutama paruh awal film ini yang memang sangat tidak terfokus dan berantakan. Beberapa kali saya menguap saat menyaksikan film dan ingin sekali saya skip beberapa bagian hingga menuju akhir film. Banyak sekali adegan tidak penting yang mungkin bisa mengurangi durasi yang dipersingkat dan cerita yang mungkin bisa dipadatkan lagi. Penggalian karakter-karakter di film ini juga cepat. Semua tiba-tiba seperti seenaknya saja masuk ke dalam film ini. Tak ada penceritaan yang lebih detail lagi. Tak ada kefokusan cerita ke satu center character. Semua karakter di film ini terasa penting. Tetapi, semua karakter di film ini terlalu menyesaki layar. Sehingga latar belakang mereka pun kurang terkondisikan dengan baik.
Beberapa cerita yang disajikan memang dibumbui konflik dan komedi. Tetapi semua tereksekusi dengan begitu buruk. Sajian cerita dengan konflik yang begitu cliche yang membuat saya bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya tanpa perlu pemikiran yang panjang. Beberapa komedi-komedi yang dilontarkan pun menjadi sebuah guyonan yang komikal dan tidak bisa membuat saya tertawa. Mungkin hanya beberapa saja yang bisa lainnya guyonan garing yang biasa saja tetapi guyonan yang mudah ditebak itu diulang-ulang beberapa kali sehingga saya semakin mengernyitkan dahi. Bukan hanya sajian komedinya saja yang cliche, adegan aksi juga bernasib sama. Alih-alih Jackie Chan ingin sekali membuat sebuah terobosan baru dalam menyajikan adegan aksi dengan beberapa adegan yang mungkin bakal mengingatkan kita dengan film Mission Impossible tetapi jatuhnya biasa saja. Atau adegan aksi dengan tangan kosong yang mungkin predictable. Saya pun terkadang mengalihkan pandangan saat menonton adegan aksi di film ini yang terlalu banyak tetapi biasa saja serta membosankan. Lalu apa kelebihan dari film ini? Hanya faktor Jackie Chan saja yang mungkin menjadi daya tarik difilm ini. Karena semua departemen akting di film ini menjalankan perannya dengan ala kadarnya saja. Masih terasa kaku. Terutama pada aktris yang berperan sebagai Coco (Yao Xing Tong) dan Catherine (Laura Weissbecker). Jackie Chan yang juga mengambil beberapa bagian diluar dia menjadi peran utama seperti bagian di balik kamera. Dia mengambil sebagai produser, sutradara, scriptwriter merangkap juga sebagai art director. Mungkin inilah yang menjadi proyek yang seharusnya bisa tertangani dengan baik ini menjadu terbagi-bagi. Tidak dikerjakan secara maksimal. Esensi cerita yang mengambil beberapa esensi cerita hollywood seperti Mission Impossible, Pirates Of The Carribean (meskipun perompak ini tersesat di hutan). Dari segi teknis, Efek CGI yang diberikan di film ini jika dibandingkan dengan Indonesia (yang notabene juga negara Asia) mungkin sudah beberapa langkah lebih maju dan lebih halus. Tetapi yang cukup menganggu adalah sound mixing yang terkesan seperti aktor-aktrisnya terkesan lipsync. Serta bahasa inggris mereka yang sangat kentara sekali Pronunciation-nya.
Overall, Chinese Zodiac hanyalah sebuah film yang mungkin hanya sebuah Fans Service dari Jackie Chan yang katanya adalah proyek terakhirnya di dunia perfilman. Tetapi tenanglah, Jackie Chan sedang bergabung dengan para "bakso urat laga" lainnya di The Expendables 3. Tetapi bagi yang bukan Fans dari Jackie Chan. Ini adalah sajian film dengan Pace yang lambat dan klise.

Bagaimana dengan efek 3D-nya? Apakah bagus untuk dilihat?
Brightness
Saat Chinese Zodiac 3D ditonton dalam format 3D, kecerahan film ini sedikit lebih gelap
Depth
efek kedalaman film ini dalam format 3D juga tak begitu istimewa. Semua terasa biasa terutama jika adegan di shoot di dalam ruangan. 
Pop Out
Bagi penonton awam, inilah yang ditunggu jika dalam menyaksikan film 3D. Adegan keluar dari layar di film ini sangat sedikit sekali. Meski banyak sekali potensi yang bisa membuat efek ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Tetapi tidak ada. 

Overall, 3D film ini bukan 3D yang bagus. Cerita yang biasa saja, serta efek 3D yang juga tak istimewa membuat film ini layak jika ditonton dalam versi 2D saja. Tetapi, mengingat harga tiket 3D yang sama, apa salahnya dicoba.

Minggu, 20 Januari 2013

REVIEW - Les Miserables

Sebuah drama musikal legendaris berjudul sama "Les Miserables" diangkat dari sebuah pertunjukkan opera ke bentuk film layar lebar.... thumbnail 1 summary
Sebuah drama musikal legendaris berjudul sama "Les Miserables" diangkat dari sebuah pertunjukkan opera ke bentuk film layar lebar. Dengan sutradara yang juga pernah menaungi sebuah film pemenang Oscar dalam kategori Best Picture yaitu film "The Kings Speech" dengan sutradara "Tom Hooper" apakah bisa menyaingi kualitas dari The Kings Speech?

Menceritakan tentang seorang tahanan bernama Jean Valjean (Hugh Jackman) yang kabur dari hukumannya. Saat Javert (Russel Crowe) akan mencoba menghukumnya hanya karena Jean mencuri sebuah roti. Diperjalanan Jean kabur, dia ditampung disebuah gereja. Di Gereja itu dia bertemu dengan seorang pendeta yang membantunya. Pendeta itu memberikan banyak barang perak kepadanya. Jean Valjean berubah menjadi seorang Walikota dan mengganti identitasnya. Sang Walikota mempunyai sebuah pabrik dan punya banyak pegawai. Salah satu pegawainya adalah Fatine (Anne Hathaway), dia dipecat dari pabrik itu karena dikira seorang pelacur. Disaat dia mulai bingung karena tidak bisa mendapatkan uang untuk menebus anaknya Cossette, Walikota itu bertemu dengan Fatine di tempat prostitusi dan membantunya. Disaat itu juga, Sang Walikota mengaku kepada hakim bahwa dia adalah Jean Valjean karena ada orang lain yang dihukum karena dikira Jean Valjean. Sang walikota pun dikejar oleh Javert. Cossete diambil dari pasangan suami istri marga Thernadier (Sacha Baron Cohen - Helena Bonham Carter). Cossete diangkat menjadi anak Walikota dan menjadi Cossete Dewasa (Amanda Seyfried).
http://images.hitfix.com/photos/2540243/Anne-Hathaway-leans-on-Hugh-Jackman-in-Les-Miserables.jpg
Les Miserables adalah drama opera yang sangat legendaris sekali. Les Miserables tahun 2012 ini bukan yang pertama. Karena sudah ada sebelumnya yang mengangkat drama opera legendaris ini. Bisa dikatakan film ini memang bukan film yang cocok untuk semua kalangan. Tetapi bagi penonton awam yang bisa mencari keindahan film ini, bisa dikatakan film ini adalah sebuah cinematic experience yang tidak bisa dengan mudah kita lupakan dan selalu terngiang-ngiang di hati dan pikiran kita. Atau bisa jadi film ini akan menjadi sebuah film yang paling membosankan yang pernah dilihat. Karena film ini adalah sebuah film dengan genre musikal murni. Apalagi dengan durasi 158 Menit yang mungkin cukup lama (The Dark Knight Rises memiliki durasi 170 Menit). Film ini benar-benar semua narasinya dibawakan dengan lantunan lagu-lagu yang indah. Lagu-lagu di film ini dikatakan adalah dialog-dialog yang mengantarkan kita ke alur ceritanya. Jadi, lagu-lagu di film ini berperan sangat besar untuk menceritakan tentang alur ceritanya dan hampir seluruh dialog di film ini akan disajikan dengan melodi dan nada-nada yang indah. Bukan hanya sebagai sebuah lagu pengiring yang biasa kita lihat di film-film musikal biasanya seperti High School Musical atau Pitch Perfect atau yang lainnya. Lagu-lagu di film Les Miserables ini memiliki makna di setiap scene-nya bukan hanya menjadi backing atau memperkuat jalinan cerita saja tetapi lebih dari itu. Film ini dibuka dengan pengenalan center character di film ini yang sangat tergali dengan baik. Benar-benar diceritakan awal mula sang tokoh utama dengan detail. Seluruh perjalanan hidupnya dikisahkan dengan narasi yang kuat. Film ini sebenarnya mempunyai sebuah konflik yang sangat rumit. Dengan melibatkan banyak tokoh di film ini. Tetapi, hubungan antar karakter di film ini tergali dengan baik. Sehingga semua jalinan kisah antar karakter dapat menghasilkan sebuah emosional cerita yang saling mendukung satu sama lain. Sehingga kita sebagai penonton bisa ikut merasakan penderitaan setiap karakter dan rasa emosional mereka satu sama lain. Cerita di film ini bisa dikatakan mempunyai 3 Babak dengan konflik cerita yang berbeda-beda. Semakin bertambah tahun, karakter bertambah, konflik pun bertambah dan kita akan tahu penyelesaian film ini. Semua diceritakan dengan benar-benar rapi, solid dan tertata. Tom Hooper pun bisa memberikan nuansa klasik yang begitu kental di dalam filmnya kali ini. Semua terekam dalam bentuk motion picture yang benar-benar indah. Suatu hal yang sangat mengejutkan di film ini adalah jajaran cast di film ini. Semua cast di film ini mempunyai jam terbang yang tinggi dan sama sekali tak terbersitkan oleh saya bahwa semua cast di film ini mempunyai suara yang indah.
http://www.filmofilia.com/wp-content/uploads/2012/11/Les-Miserables_3.jpg
Ya! Mereka benar-benar bisa bernyanyi. Bisa tahu karena Tom Hooper menggunakan metode "Live Recording" yang mungkin akan membuat beberapa suara di film ini masih terdengar kasar dan sedikit tidak sempurna. Tetapi, semua kelemahan itu bisa dengan gampang dibelokkan oleh Hooper. Semua kelemahan diubahnya menjadi sebuah kekuatan yang benar-benar solid dan membuat film ini semakin emosional dan membuat penonton dengan gampang menafsirkan suasana hati yang dirasakan oleh para tokoh di film ini. "I Dreamed A Dream" yang ditampilkan oleh Anne Hathaway menjadi track dan penampilan favorit serta menjadi yang paling kuat diantara semua nyanyian yang ditampilkan di film ini. Anne Hathaway bisa menampilkan sebuah nyanyian itu dengan begitu kuat dan membuat saya merinding dibuatnya. Hampir saya menitihkan air mata saat lagu "I Dreamed A Dream" ini dilantunkan. Seperti saya ikut merasakan perjuangan Fatine (Anne Hathaway) di film ini yang penuh dengan kerasnya perjuangan untuk bertahan hidup di jaman perancis yang sedang penuh konflik. Anne Hathaway sebenarnya mempunyai screen time yang bisa dikatakan sedikit. Meskipun begitu, tidak mustahil apabila dia masuk nominasi dan mungkin akan memenangkan sebuah piala dari ajang bergengsi Academy Awards 2013. Serta sebuah lantunan "On My Own" yang menjadi performa yang begitu mengharukan dari Eponine (Samantha Barks). Dan menjadi sebuah sentilan pengalaman pribadi tentang pengalaman cinta bertepuk sebelah tangan. Bukan hanya mampu memberikan suara-suara yang indah, Para cast di film ini mampu menjalin chemistry yang sangat bagus di film ini. Serta penampilan yang sangat powerful dan ciamik sekali dalam mengekspresikan dialog mereka yang kuat dalam sebuah nyanyian bukan seperti melakukannya dengan terpaksa. Alur cerita film ini sebenarnya mempunyai sebuah cerita dengan alur yang lambat. Tetapi, untuk ukuran film musikal hal seperti itu sangat biasa sekali dan saya sama sekali tak memperhatikan durasi sama sekali karena sangat menikmati suguhan film ini yang sangat beda dari yang lain. Sayangnya, aspect ratio layar yang sedikit lebih kecil ketimbang biasanya membuat keindahan film ini sedikit kurang tergambarkan. Jadinya, tatanan kota perancis jaman dulu yang ditata dengan bagus dan sinematografi yang outstanding menjadi sedikit terbatas. Tom Hooper sepertinya sangat setia dengan penceritaan drama musikal yang benar-benar opera sehingga akan membuat penonton di dalam studio akan terjadi seleksi alam menjadi mana penonton yang bisa bertahan dengan menikmatinya dan merasakan keindahan opera odyssey in cinematic experience atau  mana penonton tak tahan ingin keluar dari studio karena merasa kebosanan dan alhasil, ada beberapa penonton yang mungkin meninggalkan studio. Seperti saat saya menonton film The Artist hanya saja penonton lebih sedikit daripada Les Miserables
Overall, Les Miserables adalah perjalanan drama opera yang diangkat ke sebuah film layar lebar dan memberikan cinematic experience yang berbeda. Suguhan yang kuat, memorable, dan OUTSTANDING. Inilah Les Miserables yang membuat saya semakin ingin menyaksikan langsung sebuah drama opera. 

Minggu, 13 Januari 2013

REVIEW - 5 Cm

Novel best seller karya Donny Dhirgantoro berjudul 5cm diadaptasi ke sebuah motion picture oleh seorang sutradara ternama Indonesia yaitu Ri... thumbnail 1 summary
Novel best seller karya Donny Dhirgantoro berjudul 5cm diadaptasi ke sebuah motion picture oleh seorang sutradara ternama Indonesia yaitu Rizal Mantovani. Dengan penuh euphoria dari orang-orang yang menantikan film ini. Bagaimana dengan hasil yang diberikan? Apakah bisa memberikan sebuah adaptasi novel yang bagus? atau hanya sekedar film yang biasa saja?

Menceritakan tentang 5 orang sahabat bernama Zafran (Herjunot Ali), Genta (Fedi Nuril), Riani (Raline Shah), Ian (Igor Saykoji) dan Arial (Denny Sumargo). Mereka sudah berteman selama 10 tahun. Suatu saat, Genta berpikir untuk menjalani break terhadap persahabatan mereka yang sudah genap berumur satu dekade. Mereka semua dilarang untuk berhubungan satu sama lain seperti menelpon, berbicara, ataupun sms. Genta akan menghubungi mereka saat pas tanggal 14 Agustus untuk melakukan sebuah petualangan. Tetapi, tak ada satupun dari mereka tahu mereka akan pergi kemana. Pas tanggal 14 Agustus, mereka berlima ditambah dengan adik Arial yaitu Dinda (Pevita Pearce) bertemu di Stasiun untuk melakukan perjalanan ke Malang untuk mendaki ke puncak gunung Semeru.
Terkesan terlambat memang untuk menyaksikan film ini. Setelah berbagai rasa penasaran akhirnya berkumpul jadi satu. Dengan omongan sana-sini yang bilang bahwa film ini bagus, terutama teman-teman saya yang membicarakan tentang film ini dengan berbagai pujian. Akhirnya saya memutuskan untuk menonton film ini. Tak ada kata terlambat. Sebelum film ini tenggelam, saya pun menontonnya. Lalu? Apakah benar-benar bagus seperti yang dibicarakan oleh banyak orang? Saya berani katakan film ini Over Rated. Mereka terlalu melebih-lebihkan film ini. Awal paruh film ini dengan introducing character yang saya katakan cukup menarik karena penuh dengan gaya penceritaan anak muda zaman sekarang sepertinya akan menawarkan sebuah premis cerita yang menjanjikan. Paruh awal film ini masih memberikan sebuah cerita dengan ritme penceritaan yang setidaknya cukup tertata dengan baik. Setelah adegan di taman, Film ini sudah mulai berantakan. Saya benar-benar mulai merasakan seperti adanya adegan yang lompat-lompat. Tak bisa memberikan sebuah penceritaan yang konsisten. Cerita yang cheesy tentang sebuah persahabatan tak bisa dikembangkan dan dikemas secara epik serta tak bisa memberikan sebuah nilai cerita yang berbeda terhadap film ini. Lalu, apa yang berbeda dengan 5cm dengan film-film persahabatan lainnya? Saya kira belum ada. Cerita yang cliche, cheesy, dibalut dengan berbagai dialog yang over puitis disini semakin membuat saya memicingkan mata serta ragu dengan kualitas film ini. Dialog over puitis yang membuat saya semakin tidak betah dengan film ini. Seharusnya dialog puitis itu sebenarnya biasa saja. Tetapi, penempatan serta pembawaan dari para ensemble cast yang over dramatic hasilnya adalah sebuah dialog yang sangat risih untuk didengarkan. Jika anda pernah melihat film Indonesia berjudul "Brokenhearts", dialog pujangga cinta nan puitis yang sering dilontarkan oleh cast "Brokenhearts" membuatnya terdengar flamboyan dan berlebihan. Begitu pula dengan 5 cm, Dialog tentang persahabatan dan nasionalisme yang over membuatnya terdengar berlebihan.
Saya masih ingat dengan dialog cheesy yang dilontarkan oleh pemainnya saat di dalam kereta yaitu saat Zafran bilang "Ian sidang skripsi, Ian mau lulus" lalu Dinda menyahut dengan bilang "Abis ini Sarjana dong" itu seperti sedang memberikan sebuah pernyataan kepada Anak SMA bahwa satu tambah satu adalah dua. Ayolah, Donny Dhirgantoro selaku penulis skenario buatlah dialog yang sedikit smart. Berbeda dengan Habibie & Ainun yang memberikan nilai Nasionalisme di filmnya dengan elegan, 5 Cm justru terlalu overexposed saat menjelaskan sebuah nilai moral tentang Nasionalisme di dalam filmnya. Tetap dengan Dialognya yang over puitis. Sekali dua kali mungkin dialog itu terasa biasa saja. Tetapi, mereka melakukannya berulang-ulang membuat saya semakin memicingkan mata. Hal yang menganggu dari segi teknis adalah Sound Mixing dan Editing yang kurang bagus. Alhasil jika anda jeli saat menonton film ini, kita akan merasakan para aktor dan aktris di film ini seolah-olah lipsync. Karena terkadang suara mereka mendahului gesture bibir mereka. Bersyukurlah karena tatanan Sinematografi yang epik saat men-shoot sudut-sudut Gunung Mahameru, Puncaknya, Danau Ranukumbolo nya, yang begitu memanjakan mata. Samudra di atas awan yang benar-benar ter-shoot dengan bagus berhasil membuat saya betah di kursi dan menyelamatkan keseluruhan film ini. Lalu, Scene akhir dimana mereka mulai mendaki dan batu-batu runtuh sinematografi mereka benar-benar memanjakan mata dan itulah best scene disini sebelum menuju penyelesaian yang juga diakhiri dengan penyakit dialog over puitisnya ini. Joke-joke disini mungkin saat awal-awal masih terasa lucu. Lama kelamaan, mereka menggunakan formula yang sama untuk membuat suatu joke. hasilnya dijamin garing meski masih ada beberapa yang menimbulkan tawa. Departemen akting dari mereka berlima juga belum dikatakan total. Masih bisa terlihat dengan jelas, pengucapan-pengucapan dialog yang masih terasa canggung, serta beberapa ekspresi datar yang mereka berikan. Lalu, Soundtrack yang mungkin sedikit berisik dan hanya lagu berjudul "Di Atas Awan" milik nidji yang ear-catching. Rizal Mantovani sepertinya hilang keemasannya. Biasanya film yang dihasilkan olehnya adalah film yang bagus.
Overall, 5 Cm adalah sebuah drama persahabatan yang over rated. Cheesy, overdramatic dialog, serta kurangnya pengembangan cerita sangat bermasalah di film ini. Beruntung diselamatkan oleh Sinematografi Mahameru yang Maha Indah


Sabtu, 12 Januari 2013

REVIEW - The Impossible

Mengangkat sebuah cerita tentang bencana yang pernah terjadi di Asia Tenggara yaitu Bencana Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 yang telah... thumbnail 1 summary
Mengangkat sebuah cerita tentang bencana yang pernah terjadi di Asia Tenggara yaitu Bencana Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 yang telah merenggut banyak nyawa. Ditangan sutradara asal Spanyol Juan Antonio Bayona apakah sebuah cerita tentang bencana itu bisa menjadi sebuah cerita yang memorable? Atau hanya disaster movie cliche lainnya?


(Spoiler) Menceritakan tentang sebuah keluarga, Maria (Naomi Watts) sang ibu dan Henry (Ewan McGregor) dan ketiga anaknya yaitu Lucas, Thomas, Simon yang akan menghabiskan liburan natal di sebuah hotel di Thailand. Setelah beberapa lama berada disana, suatu pagi sebuah ombak besar tsunami datang menghempas semua yang ada disana. Mereka semua terpisah. Hanya Maria dan anaknya Lucas saja yang bertemu. Maria terluka parah di kakinya. Semua badannya juga banyak luka yang menghiasi. Mereka mencoba mencari-cari Henry dan kedua anaknya. Maria pun terus mencoba survive dari luka parah di kakinya itu.
http://www.awardsdaily.com/wp-content/uploads//2012/08/impossible-2.jpg.jpg 
Sebenarnya premis cerita yang diangkat oleh sang sutradara adalah premis cerita yang sangat sederhana, simple. Lalu apa yang membuat film ini istimewa? Banyak hal. Pertama, yaitu bagaimana Bayona menghadirkan suasana yang benar-benar menegangkan serta mencekam tentang bencana Tsunami pada tahun itu yang telah memakan banyak korban jiwa. Bagaimana Bayona mengajak penontonnya untuk merasakan betapa sakitnya dan betapa menakutkannya mereka semua yang terkena bencana ini dan mencoba untuk selamat dari hempasan gelombang Tsunami. Saya sebagai penonton benar-benar bisa merasakan perjuangan itu. Sebuah kesakitan yang mempengaruhi pikiran karakter film ini juga seperti ikut dirasakan oleh penonton. Semua kejadian beruntun menyakitkan itu terjadi begitu saja dan sangat emosional. Kedua yaitu sebuah setting cerita yang memang seperti aslinya. Setting cerita yang benar-benar mendukung bencana yang terjadi di film ini. Bagaimana Bayona menggambarkan dengan jelas porak poranda daerah sekitar pasca Tsunami terjadi. Mayat-mayat bergeletakan, Pohon-pohon berjatuhan, Kendaraan bermotor yang terseret arus gelombang Tsunami. Semua benar-benar mengagumkan. Ketiga yaitu CGI atau Visual Effects yang sangat memanjakan mata. Gelombang Tsunami "buatan" ini benar-benar mirip dengan apa yang terjadi di saat itu. Sangat detail dan mengagumkan. Selanjutnya yaitu sebuah scoring indah menyayat hati yang akan membawa kita ke tingkat emosional yang tinggi dan sangat mendukung semua yang terjadi di film ini. Yang terakhir yaitu sebuah performa akting dari ensemble cast yang benar-benar outstanding. Naomi Watts benar-benar total saat memerankan karakter di film ini. Tak heran jika dia bisa masuk ke dalam nominasi Oscar 2013. Ewan McGregor (Henry) dan Tom Holland (Lucas) juga bisa memberikan performa akting luar biasa. Tom Holland sebagai pendatang baru juga bisa memerankan karakternya dengan sangat kuat. 
 
Lalu? Bagaimana dengan ceritanya? Mereka menggunakan premis cerita yang sederhana. Sayangnya, cerita sederhana itu kurang dikembangkan sehingga terkesan hanya berkutat di karakter dan konflik yang itu-itu saja. Terkadang saat sebuah konflik bertambah, konflik di cerita ini sepertinya kurang ditangani sehingga terkesan diabaikan begitu saja. Banyak sekali cerita yang menimbulkan konflik tetapi penggalian cerita tersebut tak diteruskan lagi. Begitu disayangkan, cerita yang sudah kuat di awal sepertinya melambat sedikit dan terkesan loncat-loncat tanpa digali. Sebuah cerita yang terkadang terkesan bertele-tele memang. Beruntunglah, kekurangan-kekurangan itu ditutupi oleh hal istimewa yang terakhir yaitu Performa Akting dari ensemble cast di film ini yang sangat luar biasa. Chemistry antara mereka berlima sangat-sangat terjalin luar biasa. Sehingga penonton benar-benar bisa merasakan sisi keemosionalan karakter yang terjalin di film ini. Sebuah sentilan yang tak bisa dipungkiri akan menyentil sisi sensitif dari hati nurani kita. Dari segala keistimewaan itu semua, The Truth is sebenarnya film ini bukanlah sebuah motion picture keluaran Hollywood. Ini semua adalah sebuah film keluaran negara Spanyol yang dikemas dan dibalut dengan percakapan Bahasa Inggris dan Visual Effects yang memang mempunyai cita rasa khas hollywood. Bayona sukses memberikan sebuah sajian Disaster Movie yang benar-benar menyentuh kita tanpa paksaan apapun. 
Overall, The Impossible adalah sebuah Disaster Movie garapan sineas Spanyol yang berhasil menyajikan cerita yang sederhana tetapi terkesan kurang berkembang dengan performa akting yang outstanding dari ensemble cast di film ini. Naomi Watts you should get the Oscar. 

REVIEW - Chernobyl Diaries

Dari producer yang menangani film horror franchise yang mendunia yaitu Paranormal Activity. Oren Peli sang sutradara mencoba membuat sebuah ... thumbnail 1 summary
Dari producer yang menangani film horror franchise yang mendunia yaitu Paranormal Activity. Oren Peli sang sutradara mencoba membuat sebuah suguhan film horror yang mengambil setting tempat di kota mati yang terkena radiasi yaitu "Chernobyl" di daerah rusia dengan judul "Chernobyl Diaries" apakah filmnya se mencekam setting-nya?
http://www.joblo.com/images_wallpapers/2567/chernobyldiaries_1_1600.jpg 
Berceritakan tentang banyak sekelompok orang yang sedang melakukan perjalanan ekstrim ke kota Chernobyl. Saat akan masuk ke kota Chernobyl mereka akan sudah dihadang oleh penjaga disana karena sedang mengalami perbaikan. Mereka tetap melanjutkan perjalanan ekstrim mereka. Sang Tour Guide membawa mereka ke jalan pintas yang akan membawa mereka ke kota Chernobyl. Setelah mereka selesai berputar-putar dan akan pulang. Sesuatu terjadi dengan mereka. Ternyata mereka di kota itu tidak sendiri. Ada makhluk lain yang sedang mengintai mereka.
http://7films.dendelionblu.me/wp-content/uploads/2012/05/chernobyl-diaries-still.jpg

 Dengan latar belakang kota Chernobyl yang sudah mendunia itu, siapa yang tidak tertarik dengan kisah dibalik kota mati itu. Dengan judul "Chernobyl Diaries" yang saya kira akan menceritakan tentang asal muasal kota itu dengan diselipi unsur horror yang mengagumkan ternyata dengan gampang dibelokkan menjadi sebuah sajian horror cliche tak bersensasi. Unsur cerita yang dikemas mempunyai kadar cheesy yang berada diambang batas. Sebuah kisah horror klasik yang predictable dengan suasana yang tidak begitu mencekam. Dengan berbagai penceritaan yang sangat dipercepat dengan introducing character yang ala kadarnya membuat kualitas film ini semakin diragukan. Pace cerita di film ini sudah benar-benar kehilangan ritme-nya. Setelah ritme dengan tempo yang sangat cepat, dengan semena-mena tempo film ini akan mulai melambat tanpa ada intrik yang menarik sehingga mata saya sudah tidak mau lagi menatap layar. Membosankan. Lalu? Apa yang terjadi setelahnya? Belum selesai dengan beberapa penceritaan yang melambat. Tiba-tiba film ini mencapai sebuah klimaks yang tak bertenaga untuk diceritakan. Sedikit tanjakan besar yang datang tiba-tiba lalu hilang diterpa serangan zombie yang tak tentu arah dan tak seberapa terekspos dengan baik. Loh? Iya, hantu disini kurang terekspos. Kurang begitu tahu apa yang menyerang mereka. Saya kira beberapa binatang pembunuh yang akan menyerang mereka. Karena sebagian besar yang menyerang mereka adalah binatang. Oren Peli sepertinya kurang bisa memberikan sebuah naskah cerita yang akan membuat kita lonjak dari kursi saat menonton film horor ini tak seperti Paranormal Activity yang sudah menjadi sebuah momok baginya. Lalu? Apalagi? Penggunaan shaky cam yang cukup memusingkan mata. Meski film ini tak bergenre Found Footage layaknya Paranormal Activity, tetapi Penggunaan Shaky Cam yang terlalu sering dan terlalu "shaky" membuat indera penglihatan saya kurang bisa menerima sehingga menimbulkan efek pusing. Belum lagi latar malam yang pastinya akan memberikan pencahayaan yang kurang, sehingga duet Shaky Cam dengan Pencahayaan yang kurang berbuah tidak manis. 
http://themovierat.files.wordpress.com/2012/06/2012_chernobyl_diaries_005.jpg 
Terkadang film ini masih bisa memberikan sebuah scene yang mengagetkan meskipun beberapa scene mengagetkan itu sudah predictable. Tetapi, setidaknya scene yang mengagetkan penonton itu bisa mengurangi beberapa kerut di dahi yang sudah ingin menyudahi penderitaan saat menonton film ini. Itu semua masih belum menyelamatkan keseluruhan film ini. Ensemble cast yang saya kira belum bisa membuat kita terpanah. Tak ada yang menyelamatkan betapa tipisnya cerita film ini dengan sebuah performa akting yang kuat. Para wajah baru di film ini masih kurang tergali dengan baik. Lalu? Apa Kelebihan film ini? Hanya satu. Tidak menggunakan genre Found Footage yang sekarang sedang menjadi sebuah tren di genre perfilman horror. Hanya beberapa scene saja yang didukung dengan sebuah found footage. Tetapi tetap saja, Shaky  Cam disini yang membuat saya merasa seperti sebuah film found footage. Terus? Apalagi? Tidak ada lagi yang bisa menyelamatkan tipis dan rapuhnya kualitas film ini. Horror yang terkesan masih canggung serta sebuah eksekusi film yang kurang bagus dari sang Sutradara juga mempengaruhi jalannya film ini. Rasanya cukup sudah saya menggali banyaknya keburukan film ini yang memang kualitasnya dibawah rata-rata. Seharusnya film ini sudah rilis di tahun 2012 dan seharusnya juga saya sudah melihatnya di tahun 2012 dan pasti film ini tak ketinggalan masuk ke list Worst Movies 2012. Tetapi, beruntunglah film ini tak masuk dalam list karena faktor telat rilis di Indonesia.
Overall, Chernobyl Diaries adalah sebuah film horror dengan cerita yang mempunyai intrik yang cliche serta kadar cheesy yang sudah diambang atas yang film ini kurang bisa dinikamti serta tak ada sebuah terobosan horor baru di film ini. 

Rabu, 02 Januari 2013

REVIEW - Jack Reacher

Tom Cruise is back. Dengan film bergenre action espionage, Tom Cruise sedang bersenang-senang untuk film ini. Jack Reacher adalah media sena... thumbnail 1 summary
Tom Cruise is back. Dengan film bergenre action espionage, Tom Cruise sedang bersenang-senang untuk film ini. Jack Reacher adalah media senang-senang milik Tom Cruise. Diangkat dari sebuah novel yang berjudul sama. Apakah Jack Reacher mampu memberikan film aksi yang menawan layaknya Mission Impossible? Atau hanya sekedar main-main?

Berkisahkan tentang adanya pembunuhan 5 orang acak dengan tersangka yang bernama James Barr. James Barr adalah mantan anggota polisi yang pernah bertugas di baghdad. Dia terkenal sebagai penembak jitu. Pada saat itu, James Barr ditangkap dan menyuruh polisi untuk mencari orang bernama Jack Reacher (Tom Cruise). Jack Reacher adalah mantan anggota marinir yang pensiun dan hidup berpindah-pindah. Dia membantu untuk menyelidiki kasus penembakan 5 orang acak yang dilakukan oleh James Barr. Dengan dibantu oleh pengacara yang juga anak dari Jaksa Wilayah yaitu Helen Rodin (Rosamund Pike). Saat menyelidiki inilah banyak sekali orang yang menghalangi jalan mereka.
 
Film dengan tema detektf dengan diselipi adegan aksi memang luar biasa. Jack Reacher berpotensi sekali menjadi film yang outstanding dengan rangkaian puzzle yang tersebar dimana-mana. Tetapi apakah film ini bisa dibilang Outstanding? Tentu Tidak. Berarti film ini jelek? Tidak juga. Lalu? Bukan yang terbaik tapi pas lah untuk mengobati rasa penat. Rasanya sang sutradara sekaligus penulis naskah masih kurang mahir dalam mengolah sebuah cerita detektif dengan penuh twist ke dalam sebuah motion picture. Christopher McQuarrie kurang bisa meracik alur-alur cerita dipenuhi dengan bumbu twist yang menyebar disepanjang film ini. Kurang memberikan greget saat twist di film ini mulai dibongkar satu persatu. Sedikit mengernyitkan dahi dan berpikir. Bukan gara-gara di twist di film ini disajikan dengan cemerlang. Tetapi, penyajian twist yang diceritakan dengan ala kadarnya dengan hasil yang yah belum bisa disajikan dengan mengecewakan tetapi bukan yang terbaik. Rasanya juga greget cerita di film ini masih belum bisa maksimal. Opening dibuka dengan beberapa adegan yang jenius. Memberikan rasa penasaran bagi penontonnya sehingga akan membuat kita terpaku menghadap ke layar. Semakin bertambahnya durasi, semakin bertambahnya film ini bertambah hambar dan semakin tidak fokus. Semua yang sudah dibangun dengan cerita yang begitu baik dan sangat mengasyikkan, ditutup dengan sebuah penutup yang mengecewakan di film ini. Kurang berkesan sama sekali. Lalu, Penambahan karakter secara tiba-tiba dan introducing character yang menurut saya sangat cepat dan kurang tergali membuat saya harus benar-benar menonton ekstra keras untuk mulai memahami penyakit film ini. Terutama penggalian cerita karakter si musuh yang menurut saya tiba-tiba datang dan pergi tanpa adanya penceritaan lebih detail lagi. Tapi, beruntunglah film ini masih punya twist-twist yang kalian pikirkan bakal sesuai dengan pemikiran anda tetapi akan dibelokkan oleh Christopher McQuarrie. Dengan dukungan cerita yang akan membuat anda berpikir A malah akan dibelokkan 180 derajat menjadi tragedi B. Dengan muncul banyak bukti-bukti yang membuat anda yang menyukai film dengan banyak twist (seperti saya contohnya) akan seperti berorgasme dan menghilangkan dahaga kita dengan film ini. Yah, saya seperti merasakan sebuah sensasi yang mempompa adrenaline saya dengan beberapa twist yang disajikan di film ini meski tak sepenuhnya sensasi itu terasa tapi saya bernafas lega. 
http://thefilmstage.com/wp-content/uploads/2012/12/Jack_reacher14.jpg
Entah kenapa adegan Car Chasing, tembak-tembakan, serta baku hantam antar karakter ini saya kira masih kurang kuat. Tanpa ada scoring yang bisa memperkuat adegan menegangkan disini, rasanya kurang berwarna. Beruntunglah, tanpa scoring pun adegan car chasing disini masih terasa intens. Tak perlu scoring pun tetap saja film ini masih punya banyak aksi yang menggugah selera penonton awam yang doyan dengan film aksi seperti ini. Tetapi, adegan aksi disini belum dikategorikan banyak. Diawal-awal, film ini hanya berisikan banyak dialog yang panjang dan perlu pemikiran yang jauh lebih diutamakan ketimbang melepaskan film ini mengalir begitu saja. Tetapi, sekali lagi saya katakan greget film ini tentang penelitian sebuah kasus dengan konsep yang bagus tetapi kurang diberikan sebuah keemosionalan membuat saya berkali-kali membenarkan posisi duduk dengan sedikit menguap. Terus apa yang diunggulkan di film ini? TOM CRUISE. Nah, Tom Cruise merupakan daya tarik tersendiri untuk film ini. Dia mampu menampilkan seorang Jack Reacher mantan marinir yang cerdik, misterius, dan memperhatikan segala sesuatu dengan detail. Ditemani oleh si Pengacara cantik Helen Rodin yang diperankan oleh Rosamund Pike yang mampu memerankannya dengan baik meski sinar Tom Cruise terlalu menyala dan susah untuk ditutupi oleh jajaran cast yang lain. Tak ada yang bisa menutupi sinarnya, Tom Cruise sepertinya melenggang sendiri dengan baik karena semua orang pasti berharap banyak terhadap Tom Cruise di film ini. Rasa kangen penonton terhadap Tom Cruise dengan adegan-adegan penuh aksi setidaknya tertutupi dan menjadi sebuah film pemanasan sebelum menuju film Tom Cruise selanjutnya yang akan rilis ditahun 2013. Sepertinya film ini, hanya bagian dari kesenangan Tom Cruise dan fansnya untuk mengobati rasa rindu yang bergejolak akan film aksi. Lalu, bagian yang diunggulkan adalah Twist-nya. Puzzle-puzzle itu hampir tersusun sempurna. Tetapi, tak ada yang melanjutkan sehingga puzzle-puzzle yang bececeran itu hanya tiga perempat bagiannya saja yang sudah dipasang dengan baik. Sisanya? Akan menjadi sebuah plot hole yang akan membuat dahi berkerut semakin banyak. Jadi salah satu cara untuk mengabaikannya adalah dengan sebuah kata "Nikmatilah". Maka kalian akan merasakan sebuah film detektif penuh puzzle dan aksi yang asyik dan menarik. 
Overall, Jack Reacher adalah sebuah film detektif penuh aksi yang bisa dikatakan pelepas rindu bagi anda yang menyukai film aksi dan pelepas rindu akan sang legenda Tom Cruise. Cerita dengan penuh twist yang belum tersusun rapi. Tetapi, nikmatilah sebagai Guilty Pleasure anda minggu ini. 

Selasa, 01 Januari 2013

2012's 10 Best Movies

Banyak sekali film bermunculan di tahun 2012. Ada yang memberikan kualitas buruk, sedang dalam arti bisa dinikmati sebagai hiburan, dan ada ... thumbnail 1 summary
Banyak sekali film bermunculan di tahun 2012. Ada yang memberikan kualitas buruk, sedang dalam arti bisa dinikmati sebagai hiburan, dan ada yang benar-benar bagus dan memorable. Di post kali ini saya akan memberikan list tentang 10 Film Terbaik di tahun 2012 menurut pandangan saya. Check this one out reader. 
Sebelum masuk ke 10 Besar, alangkah baiknya saya kasih Honorable Mentions dulu deh. Honorable Mentions disini sebenarnya bisa masuk film bagus tahun ini. Tetapi, masih banyak pesona film lain yang lebih mengesankan daripada film ini.

Honorable Mentions
Skyfall
Skyfall adalah seri terbaru dari Daniel Craig's James Bond. Film ini mampu mencuri perhatian saya. Cerita di film ini yang bagus, padat, dengan villain yang mencuri perhatian. Daniel Craig's James Bond adalah Kames Bond paling humanis yang pernah saya tahu.

The Hobbit : An Unexpected Journey
The Hobbit : An Unexpected Journey adalah seri pembuka dari Trilogi The Hobbit. Cerita The Hobbit memang lebih gampang dicerna daripada seri Lord Of The Rings. Pace cerita film The Hobbit yang juga lambat untuk mengenalkan tokoh-tokohnya mampu merebut hati saya meskipun rating disana-sini yang mulai jeblok. Tetapi saya masih suka.

Rise Of The Guardians
Film animasi garapan Dreamworks Studio ini mampu mencuri perhatian saya sejak trailer dimunculkan. Cerita yang mengumpulkan berbagai macam legenda dongeng dengan dibalut joke-joke segar serta adegan aksi yang eye-popping mampu membuat saya terkesima dengan indahnya animasi disini.

Here We Come.... The Top 10..

10. Brave
Pixar have their own rules. Pixar selalu bisa membuat sebuah animasi dengan cerita yang kuat dan penuh dengan nilai kehidupan yang disampaikan penuh dengan keemosionalan. Brave pun memiliki animasi yang sangat indah. Kehalusan animasi disini seperti Brave bukan sebuah film animasi. Yah, Indah Sekali.

09. The Hunger Games
Film diadaptasi dari novel favorit saya, The Hunger Games. Versi filmnya juga mampu mencuri perhatian saya. Meskipun agak sedikit kesal dengan banyaknya esensi cerita novel yang hilang di film ini. Tetapi, sebagai pecinta film, Film ini mampu memberikan sebuah cerita yang padat, tertata, penuh dengan romansa cinta remaja tanpa terkesan flamboyan layaknya Twilight Saga. Sweet

08. Habibie & Ainun
Jangan kaget. Film Indonesia satu ini benar-benar bisa membekas di otak dan hati saya. Tersentuh dengan semua cerita yang disajikan disini. Faozan Rizal dalam debutnya menjadi sutradara, mampu memberikan sebuah Film Biopik Indah penuh rasa nasionalisme yang tinggi serta bonus cerita romansa cinta dewasa yang indah. Habibie & Ainun adalah satu-satunya film Indonesia yang mampu mencuri perhatian saya. Meskipun The Raid dan Perahu Kertas 1 juga mencuri perhatian. Tetapi, Ini yang paling Best.

07. The Cabin In The Woods
Sebagai sebuah Tribute (Parodi) dari film horror. The Cabin In The Woods punya daya tarik tersendiri. Sehingga saya dapat menikmati sebuah sajian horror yang penuh intrik dan punya cerita alternatif sendiri. Tak ada yang bisa menebak alur cerita di film ini. Sekali anda menebak, maka Drew Goddard-Joss Whedon akan langsung membelokkan pemikiran anda. You Think You Know The Story? BIG NO

06. Premium Rush
Adegan kejar-kejaran penuh aksi dan asik hanya bisa dilakukan dengan mobil? No ! Premium Rush menggunakan formula yang fresh. Adegan aksi dengan Sepeda tanpa Gear dengan alur maju-mundur ini mampu membuat saya terpaku menatap layar saat menonton film ini. Didukung dengan akting Joseph-Gordon Levitt yang memukau di film ini.

05. The Avengers
Awalnya saya ragu, The Avengers apakah mampu menjadi film bagus? Yah! Mereka mampu. Beruntung The Avengers berada ditangan yang tepat. Joss Whedon sangat tahu bagaimana mengarahkan lima superhero yang menyesakki layar tanpa berat sebelah. Semua mendapatkan porsi sama rata. Tak ada yang di anaktiri-kan. Sebuah Film Superhero penuh aksi yang sukses.

04. Chronicle
Film bertemakan superhero dengan konsep found footage? Chronicle melakukannya dengan bagus. Konsep ini seperti kita main judi. Bisa jadi bagus atau bakal dicerca oleh banyak orang. Tetapi, Chronicle mampu memberikan nafas segar dalam genre found footage yang di dominasi oleh cerita horror. Superhero disini juga lebih menceritakan tentang latar belakang kehidupannya. Bukan melawan seorang musuh.

03. The Dark Knight Rises 
Seri penutup dari trilogi reboot Batman ini mampu memberikan cerita yang padat. Meski menurut saya kualitasnya sedikit menurun ketimbang The Dark Knight, Tetapi Nolan still did a great job. Dia mampu menceritakan Batman yang lebih humanis sebagai detektif ketimbang menjadi superhero yang penuh kekuatan. Dan Nolan's still did some Shocking Ending like usual.

02. Life Of Pi
Film dengan tema survival lainnya. Tetapi, film ini lebih indah ketimbang yang lain. Perjalanan penuh dengan kerelijiusan dan penuh dengan tentang keberadaan tuhan yang mampu membuat saya termenung. Film ini sangat bagus didukung dengan format 3D-nya yang gemilang. Diadaptasi dari novel berjudul sama, Ang Lee benar-benar mampu memberikan film kualitas Academy Awards lainnya.

01. Looper
I Love Sci-Fi movies. Dan ini adalah stock Sci-Fi movie yang mampu membuat saya berorgasme dengan Sci-Fi. Dengan cerita yang original, Rian Johnson mampu memberikan penyutradaraa serta naskah yang gemilang. Film ini harus penuh konsentrasi saat menontonnya. Sedikit berat tetapi Mind-blowing sekali. Dengan Shocking Ending yang benar-benar genius. Lalu scene time-traveler disini adalah bagian yang paling genius yang pernah ada. Joseph Gordon Levitt juga mampu memberikan performa yang sekali lagi membuat saya terpanah. Ini adalah Film Joseph Gordon Levitt ketiga yang masuk list film terbaik (Premium Rush, The Dark Knight Rises)

Ini adalah 10 Film Terbaik di tahun 2012 menurut saya. Mungkin ada beberapa Film yang berkualitas lainnya yang belum saya tonton. Bagaimana menurut anda? Apakah list film anda sudah masuk didalamnya? Atau ada yang berbeda?
ads