Menceritakan tentang seorang gadis yang ingin keluar mengikuti cahaya bernama Eep (Emma Stone) dia bertemu dengan seorang pria bernama Guy (Ryan Reynolds). Saat gua tempat keluarga Eep bernama Keluarga Croods harus hancur. Mereka harus mencari tempat baru untuk tempat tinggal. Grug (Nicholas Cage), Ayah Eep mencoba untuk memimpin perjalanan mereka. Tetapi malah Guy yang dipercaya menjadi pemimpin perjalanan karena tindakannya yang menggunakan otak. Grug pun mulai tersudut, dia pun mencoba untuk memberikan sebuah tindakan yang menggunakan otak meski beberapa banyak gagal. Hingga suatu ketika, Tempat mereka pun mulai runtuh membentuk sebuah dunia baru.
Cliche and predictable concept with a great execution from Sanders
Tanpa memberikan patokan dan menekan ekpektasi serendah-rendahnya, tak disangka The Croods tampil mengejutkan ketika film ini mulai bergulir. The Croods berhasil menyajikan sebuah kisah yang menghibur tanpa kesan norak ataupun menggunakan formula cerita yang kekanak-kanakan. The Croods mempunyai ide yang sebenarnya original tetapi penggunaan konsep cerita yang diusung kelewat cliche and predictable. But, Chris Sanders know how to treat this formula. Well, konsep usang nan berdebu itu dikemasnya lagi menjadi sebuah packaging yang pas dimana cerita ini akan enjoyable bagi berbagai kalangan. Tak hanya kalangan anak-anak saja yang akan menikmati suguhan animasinya tetapi juga orang dewasa juga akan menikmati sajian cerita yang cukup bisa dibilang mempunyai konsep yang fresh. Saat pertama kali poster teaser film ini sudah mulai bermunculan. Entah, tak ada sesuatu yang menarik yang akan di presentasikan oleh film ini. Dengan trailer yang sudah bisa dilihat, Well, setidaknya mungkin film ini akan memberikan animasi yang setidaknya tak akan buruk. Film ini pun memberikan suguhan yang akan menarik. Dimana film ini menceritakan tentang orang-orang gua yang hidup jauh dari kesan modern dan memang tak pernah menggunakan otaknya dalam mengambil tindakan dan akhirnya mereka bertemu dengan seseorang yang jauh berbeda dengannya. Mereka pun mulai beradaptasi. Tak hanya menggunakan kekuatannya atau "okol" (dalam bahasa jawanya) saja dalam bertindak akhirnya mereka pun mencoba perlahan-lahan menggunakan otaknya perlahan-lahan. Disinilah beberapa ide orisinil yang coba dituangkan oleh Chris Sanders di dalam film teranyarnya ini. Menceritakan asal muasal seorang manusia dari awalnya hanya insan yang tinggal didalam gua dan hanya mengikuti hukum alam yang berlaku sejak dulu dan digunakannya hingga lama. Hingga akhirnya mereka menemukan sebuah kehidupan yang layak, menggunakan otak, sehingga menelurkan sebuah gagasan-gagasan yang menakjubkan dan menjadi sebuah asal muasal sebuah benda. Contohnya di film ini, dimana Grug menciptakan sebuah produk dari Batu yang bisa mengambil sebuah gambar dan bisa disimpan. Sebuah asal muasal nyeleneh yang diceritakan di film ini yang juga relevan dengan dunia nyata dimana sekarang ada sebuah benda untuk mengambil gambar bernama Kamera.
I mean this is the primeval version of 'Brave'. Touchy, Fun, and Sweet in one package movie.
Mengambil center character seorang perempuan yang ingin bebas. Sedikit mengingatkan saya dengan film animasi milik Disney Pixar dengan judul Brave. Seorang perempuan yang memberontak ingin bebas meski kali ini dalam The Croods, seorang gadis ini harus berhadapan dengan ayahnya dalam hal break the rule. Beberapa penceritaan yang brilian pun digamblangkan dengan jelas di film ini. Cerita film ini juga memberikan beberapa joke cerdas dengan penyampaian yang gamblang dan yakin akan memecah tawa seisi studio. Berbagai ulah primitif yang bodoh dikemas tanpa terkesan memaksa dan melahirkan beberapa joke segar yang jelas mengasyikkan. Tak selalu memberikan joke-joke yang memancing tawa. Sisi sentimentil penonton juga akan ikut dicolek di film ini. Jalinan balada kisah anak-ayah yang disajikan di film ini juga cukup menyentuh penontonnya. Chris Sanders selalu tahu bagaimana membawakan kisah yang sentimentil dalam sebuah Animation Picture yang megah seperti yang ia lakukan dalam filmnya yang lama yaitu How To Train Your Dragon. Kisahnya yang menyentuh tentang seorang ayah. Ayah yang bertindak tegas kepada anaknya.. Seorang Ayah pasti akan tahu benar apa yang baik untuk anak-anaknya, khusunya anak perempuannya. Lalu dalam segi kualitas animasi. Well, The Croods is very Dreamworks. Beberapa karakternya pun sangat mempunyai penggambaran yang komikal dan sangat khas Dreamworks. Berbeda dengan Pixar yang mempunyai karakter lebih ke real world. But, we cant compare Dreamworks with Pixar. Dreamworks and Pixar have their own identity. Dreamworks sangat berani bermain-main dengan warnanya. Tak kaget. Rise Of The Guardians yang juga keluaran Dreamworks juga suka bermain warna. Begitu pula dengan The Croods. Beberapa visual dunia primitif yang penuh batu yang indah juga transisi setting ke dunia yang dia temui setelah beberapa batuan hancur juga divisualisasikan dengan menawan. Warna-warna mencolok mata yang indah dan tak akan membuat kita berpaling dari layar. Ditambah lagi dengan visualisasi 3Dnya yang bisa dikatakan bagus. The Voice for the character in this movie use some well-know actor and actress. Grug diisi oleh Nicolas Cage yang pas menjadi seorang Grug yang keras kepala. Eep's voice from Emma Stone. I love Emma Stone. Her Voice very has special characteristic. Disini pun sepertinya Emma Stone mengeksplor dirinya secara gila-gilaan karena menjelma sebagai sosok manusia batu. Ryan Reynolds sebagai Guy pun juga tergolong pas. Well, karakter sampingan film ini pun tak luput dari perhatian saya. Seperti Belt yang juga tindakannya mengundang tawa. Begitu pula dengan Major Catt-titude, Chunky. Seekor macan yang mempunyai wajah sangat adorable.
Overall, The Croods is an animation movies with cliche and predictable story concept. But surprisingly, it change into some original and fresh animation movie to open this year. The story isnt just for having fun. But some Touchy moment about our dad its a bold point for us to learn, how much dad love us. Well done.
How's The 3D of this is it worth it for your every penny spent? Lets check it here
Kecerahan film ini tergolong cukup gelap. Terutama saat film ini berada di setting di dalam gua ataupun pada malam hari. Meski kecerahan film ini masih lebih cerah ketimbang Jack The Giant Slayer
Depth
Bisa dikatakan kedalaman film ini dalam format 3D cukup mengesankan. Beberapa setting film ini terasa nyata di mata. Meski terkadang efek Depthnya tak seberapa kentara.
Yes, untuk penonton 3D awam pasti akan menunggu-nunggu efek satu ini. Efek pop out nya begitu nyata. Selalu berinteraksi dengan baik terhadap penontonnya. Film ini pun sama sekali tak terhambat dengan subtitlenya. Terasa sekali.
Bukan hanya memberikan sebuah sajian animasi yang surprisingly entertaining which is very very good. 3D di film ini pun digunakan dengan baik meski tingkat kecerahan yang masih bisa dimaklumi oleh film ini. Well, Watch this movie in 3D and every penny spent was very worth it.
Tidak ada komentar
Posting Komentar