Sabtu, 31 Agustus 2013

REVIEW - THE MORTAL INSTRUMENTS : CITY OF BONES

Industri perfilman Hollywood memang sudah bukan hal yang jarang lagi jika mengadaptasi berbagai novel yang sedang bestseller. Tujuh seri Har... thumbnail 1 summary

Industri perfilman Hollywood memang sudah bukan hal yang jarang lagi jika mengadaptasi berbagai novel yang sedang bestseller. Tujuh seri Harry Potter, The Twilight Saga, Percy Jackson, dan masih banyak lagi novel bestseller yang diangkat menjadi sebuah motion picture. Dan kali ini, giliran buku milik Cassandra Clare yang diangkat menjadi sebuah film. The Mortal Instruments : City of Bones adalah seri pertama yang diangkat menjadi sebuah film.


 Seorang pemuda bernama Clary (Lily Collins) harus melihat berbagai pengalaman pahit. Dia selalu dibayang-bayangi oleh sebuah lambang. Dan suatu ketika dia melihat seorang pria bernama Jace (Jamie Campbell Power) di dalam sebuah bar di membunuh seseorang. Tapi, hanya Clary lah yang bisa menyaksikan sosok Jace secara nyata. Ternyata, Clary bukanlah seorang mundane (manusia). Dia adalah keturunan dari seorang Shadowhunter.

Ibu dari Clary adalah seorang Shadowhunter. Dia pun di incar oleh musuhnya yaitu Valentine (Jonathan Rhys Meyers) karena membawa Mortal Cup. Ibu Clary pun diculik oleh Valentine. Clary bersama dengan Jace mencoba untuk mencari Ibu tersebut dengan membawanya ke The Institute. The Institute adalah tempat berkumpulnya Shadow Hunter. 

Another failed adapted story from bestseller books.
Kekreatifitasan sesosok sineas hollywood bisa dianggap sangat kurang. Film-filmnya di tahun-tahun ini dan kedepan masih berkutat pada adapted from book atau sekuel atau juga remake dari film-film lama. Tak ada yang salah memang dengan ramuan-ramuan itu. Tapi, jika sang sutradara atau siapapun yang menjadi dalang film tersebut bertanggung jawab dengan karyanya. Bukan hanya menjadi sebuah film pengeruk uang, tapi juga menyajikan sebuah hiburn berkualitas.

Buku bestseller layaknya bukan sebuah jaminan film tersebut juga akan menjadi sebuah film yang berkualitas. Bisa kita ambil contoh, The Twilight Saga. Mana ada satu dari seri mereka yang mempunyai kualitas mumpuni. Hanya menyajikan sebuah drama cinta segitiga menye-menye antara vampir bling bling dan serigala berwajah imut dengan seorang gadis tanpa ekspresi. Ada juga Percy Jackson yang juga bisa dibilang gagal. Beautiful Creaturesjuga. Dan masih banyak lagi.

Jadi bisa dibilang, mengadaptasi sebuah buku itu gambling. Kalian bisa meng-interpretasi-kan nya ke sebuah gambar bergerak dengan baik atau tidak. Hanya satu banding seratus film adaptasi novel bisa bagus. Harry Potter dan The Hunger Games adalah contoh dari novel fantasi yang berhasil di interpretasikan dengan baik dalam sebuah film. Meskipun, pecinta novel masih saja berkeluh kesah karena masih ada beberapa bagian di novel yang hilang ataupun diganti. Ayolah, Film dan Buku adalah sebuah media fantasi yang berbeda.


Tapi, sepertinya sineas Hollywood masih belum jera. Film-film adaptasi novel yang gagal itu pun setidaknya masih mempunyai massa yang cukup banyak. Jadi, bagi mereka mengadaptasi sebuah novel adalah sebuah aji mumpung untuk mendapatkan uang. And the next victim goes to Cassandra Clare’s book called The Mortal Instruments. The Mortal Instruments terdiri dari 5 Buku. City of Bones selaku kisah awal The Mortal Instruments pun diangkat ke layar lebar.

Harald Zwart pun ditunjuk sebagai pemegang kendali film adaptasi novel ini. Oke, ketika berita proyek film ini muncul ke peredaran saya cukup excitedtapi juga cukup cemas. Excited, karena saya cukup menyukai adaptasi novel fantasi meskipun saya tak membaca seri ini. Cemas, karena production houseserta track record Sutradara yang masih kurang kompeten dalam menangani film ini. Harald Zwart pun pernah hampir saja gagal me-remake The Karate Kid. Tapi, The Karate Kid cukup bagus menurut saya. Jadi, Saya masih punya pikiran positif untuk proyek ini. 


Dan benar sekali dugaan saya, City Of Bones hanya akan menambah deretan dalam daftar adaptasi sebuah buku yang gagal. Bisa dibilang kualitasnya masih berada di atas Beautiful Cretures dan The Twilight Saga. Tapi, Masih di bawah The Host. Sebenarnya, City Of Bones mampu memberikan cerita yang cukup meyakinkan kita di awal. Sebuah perjalanan yang cukup menarik untuk diikuti. Tapi sayang semua itu tidak berlangsung lama. Ketika durasi 140 menit itu pun mulai mengendurkan tensi dari film ini satu persatu.

Penjabaran cerita film ini pun sebenarnya cukup baik. Hampir background cerita film ini tidak sampai membuat kita bertanya-tanya. Dengan selipan beberapa adegan aksi yang cukup banyak dan visualisasi yang cukup menarik. Sayangnya beberapa penjabaran cerita itu pun terasa sangat acak dengan tensi yang terasa ditarik-ulur. Seketika semua diceritakan begitu cepat tapi pada suatu saat cerita tersebut mulai melambat. Mungkin tak seperti Twilight Saga yang sudah memulai pace ceritanya dengan begitu lambatnya. 

When suddenly a love-flick came in to this movie.

Beberapa hal yang sangat menganggu semua presentasinya yang cukup baik di film ini. Dan hal yang menganggu di film ini adalah sebuah tema percintaan yang ada di film ini. Cinta-cintaan itu pun seperti dipaksakan ada dan menganggu presentasi film ini. Ketika tak adanya ruang untuk memberikan unsur love interest antara Clary dan Jace. Harald Zwart pun seperti menyelipkan unsur cinta-cintaan itu kedalam filmnya. Sayang, bukannya mendapatkan momen yang bagus malah semua itu terkesan kurang pas dalam momennya.

Berbagai momen yang sangat cheesydalam menyajikan unsur romantis. Mungkin ada beberapa momennya yang cukup sweet. But actually, Jace and Clary in the garden with water showering everywhere. Well, Im Done!. Adegannya begitu cheesy, hanya saja dibangun dengan soundtrack milik Demi Lovatoyang cukup ear-catching. Well, prepare a vomit bag for that scene. Entah, mungkin terlalu banyak film Indonesia yang memakai adegan hujan atau basah-basahan menjadi sebuah momen romantis. Jadi adegan itu terasa menganggu ketimbang menyajikan sebuah adegan romantis. 


Belum lagi, konflik percintaannya pun diwarnai dengan kisah-kisah yang twilight-esque. Another love triangle story. Tapi, konflik cinta segitiga ini pun tak digali lebih lagi. Hanya terkesan datang dan berlalu. Mungkin hanya sebuah tempelan saja. Sebuah subplot kecil yang mungkin menjadi sebuah sampingan. Tapi, subplot itu sudah hanya datang saja dan tak tahu pergi kemana. Sebuah subplot yang cukup distractingbagi film ini sendiri.

Aku tidak tahu, apakah memang cerita di novel tentang cerita cinta segitiganya memang seperti ini. Atau ini hanya sebuah tambahan dari para screenwriter yang terdiri dari Cassandra Clare, I Marlene King dan Jessica Postigo Paquette. Karena ini jelas adalah sebuah worst love triangle-flick. Mereka tak bisa menggunakan momen cinta-cintaan itu dengan baik. Tak hanya berhenti disitu. Dialog-dialog yang terkesan naif, stupid, dan cheesy itu pun menjadi sebuah kendala besar di dalam naskah yang ditulis beramai-ramai itu.

Naskah milik mereka itu pun sepertinya tak digarap dengan cukup baik. Toh, masih ada beberapa karakter-karakter cukup penting tapi mereka tak mempunyai character development yang begitu baik. Layaknya sang werewolf, Jeremiah, dan masih banyak lagi. Masih banyak sekali karakter yang mungkin hanya sekedar tempel dan sekedar lewat di film ini. Mungkin jika punya kesempatan, semua itu akan diceritakan lebih baik lagi di seri keduanya. Mungkin


Untungnya, semua kekurangan-kekurangan itu tak sampai jatuh hingga ke dasar jurang. Nyatanya masih ada beberapa plotyang mungkin cukup enak untuk diikuti dan tak sampai jatuh menjadi sebuah bore-fest layaknya Beautiful Creatures atau Twilight Saga. Toh, naskah yang ditulis ramai-ramai itu pun masih mempunyai sebuah jurus jitu di dalam plotnya. Sebuah plot twist yang diberikan cukup mengasyikkan untuk diikuti. Tak malah jatuh berantakan layaknya Beautiful Creatures.

Jajaran pemain mungkin masih bermain dengan biasa saja. Lily Collins memang cukup memikat dengan parasnya yang cantik. Dan sekali lagi, Film ini pun tak jatuh ke dalam sebuah cast ensembleyang buruk layaknya The Twilight Saga. Masih cukup bermain dengan baik. Tapi sayangnya, beberapa nama layaknya Kevin Zegers, Jonathan Rhys Meyers, Lena Headey  dan yang lain hanya mempunyai porsi yang cukup tipis di dalam film ini. Karena spotlight jatuh kepada Lily Collins dan Jamie Campbell Power. 


Soundtrack film ini pun setidaknya mampu menyelamatkan presentasi film ini. Meskipun lirik yang di translate itu cukup menganggu. Pemilihan lagu-lagu dengan love theme yang sangat tepat dan mampu membangun momennya meskipun masih ada yang kelewat cheesy. Song number layaknya ‘When The Darkness Come’ dari Colbie Caillat, ‘Almost Is Never Enough’dari Arianna Grande, dan ‘Heart By Heart’dari Demi Lovato di sajikan cukup tepat dalam momennya. 


Overall, The Mortal Instruments : City Of Bones menambah daftar dalam adaptasi novel yang gagal. Tapi, film ini tak jatuh ke dalam dasar jurang layaknya Beautiful Creatures dan The Twilight Saga. Cukup enganging saat permulaan film. Tapi sayangnya semua cerita mengendur dengan pace yang terasa di tarik-ulur. Serta penambahan Love-flick yang sangat menganggu keseluruhan film ini.  

Jumat, 30 Agustus 2013

SPECIAL POST - LIEBSTER & THE SUNSHINE AWARDS

Ok, kali ini yang saya bahas bukanlah sebuah review dari film. Tapi, ini adalah sebuah post seru-seruan dari para movieblogger. Well, kali i... thumbnail 1 summary
Ok, kali ini yang saya bahas bukanlah sebuah review dari film. Tapi, ini adalah sebuah post seru-seruan dari para movieblogger. Well, kali ini saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan post ini. Kesempatan itu berasal dari teman moviebloggers saya Cinetarizdan juga dari salah satu reviewer di web movienthusiast yaitu hafilova. Dan dengan senang hati, saya akan meneruskan tongkat estafet dari mereka. 



Before we start the games, Liebster and The Sunshine Awards ini punya beberapa peraturan yang harus diikuti nih guys. Here's the rules.


 

1. Pasangkan Logo Liebster Award di post kamu. Cari saja gambarnya di Google. 
2. Sebelum menjawab pertanyaan yang diberikan oleh teman kamu, kamu harus menuliskan 11 Fakta Menarik dari diri kamu di dalam post ini.
3. Lalu, jawab 11 Pertanyaan dari teman-teman blogger kamu. Jawab dengan serius dan dengan alasan pastinya yah. Biar lebih seru. 
4. Yang terakhir, buat 11 Pertanyaan dari kamu sendiri lalu tag nama teman-teman blogger kamu untuk menjawab pertanyaan dari kamu. Biar tongkat estafetnya bersambung terus sampai ke yang lain. 

Baiklah, Selamat Bermain ! 

11 Fakta Menarik tentang saya (Muhammad Qodharul Fittron) 

1. Masih baru saja menginjak bangku kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga 2013. Jadi masih 18 Tahun.
2. Paling gak bisa diajak Olahraga. Apalagi Sepak Bola atau Futsal. 
3. Bukan orang yang suka membuka percakapan atau mengajak kenalan orang. 
4. Suka melakukan hal dua kali, untuk memastikan hal tersebut sudah dilakukan atau belum. 
5. Saya adalah orang yang paling gampang panik dan cemas.
6. Mudah tidak percaya diri dengan pendapat dari diri sendiri. (Semoga yang ini berubah deh)
7. Lebih nyaman nonton sendirian ketimbang rame-rame. Apalagi kalo yang diajak nonton ribet
8. Pernah punya berat badan sampai 130 Kilogram. Beruntung udah jadi 90 Kilogram sekarang.
9. Gak suka K-Pop dan fans-fans nya tapi suka ngeliatin Girls Generation (SNSD)
10. Kalo ditanyain film bagus di bioskop, terus ngincer satu film dan belom diliat. Pasti yang nanyain gak pernah aku beritahu tentang film tersebut.
11. In Nolan We Trust ! Yap! I Love Nolan’s movie. 

Kali ini saya akan menjawab pertanyaan dari Teman blogger saya yaitu Cinetariz

1. Sebutkan 5 film Indonesia terbaik versimu!

Saya masih baru sih dan masih banyak film Indonesia yang masih belum aku tonton. Tapi sejauh saya nonton film sih 5 Film terbaiknya jatuh kepada.
Ada Apa Dengan Cinta
Fiksi
Janji Joni
9 Summers 10 Autumns
Pintu Terlarang

2. Apa film yang mengubah hidupmu?

The Forrest Gump
Film ini mengubah hidup saya. Merubah menjadi sosok yang lebih kuat dan optimis. Lihat saja si Forrest Gump yang selalu bisa melakukan apapun meskipun dia mempunyai keterbatasan.

3. Sepanjang sejarah nonton di bioskop, adakah film yang membuatmu walkout?

Abraham Lincoln : Vampire Hunter
Udah tinggal beberapa menit film mau berakhir sih. Mungkin 5 Menit lagi. Tapi, ada keperluan lain jadi harus terpaksa meninggalkan studio. Dan yang membuat saya rela meninggalkan studio juga karena filmnya yang buruk.

4. Jika kamu adalah bintang film, siapa aktor/aktris yang kamu inginkan menjadi lawan main?

Emma Stone. HAHA
She has a sexy lips and beautiful face.

5. Sebutkan 5 film yang paling berkesan buatmu!

Memento
Fight Club
Les Miserables 
Alfred Hitchcock's Psycho 
The Artist

6. Apakah pernah tertidur saat menonton film? 

Pernah, waktu itu kelas 4 SD dan nontonnya malem. Pas nonton film Alexandria-nya Julie Estelle. Ketiduran di tengah film tapi gak sampe lama sih.

7. Jika hidupmu adalah film, maka film apakah itu?

You Are *uhuk* The Apple *uhuk*Of My Eye

Hehe, terserah kan kehidupan dari segi apa. Kali ini yang dibahas segi percintaan aja yah. HAHAHAHAHAAHA HAH... HA...

8. Sebutkan 3 film yang membuatmu bercucuran air mata saat menontonnya!

Toy Story 3
9 Summers 10 Autumns
Miracle In Cell No. 7

Dan untungnya, 3 film itulah yang mampu bikin saya nangis. Karena jarang saya nangis pas nonton film.

9. Apa bioskop favoritmu? Mengapa?

Ciputra World XXI Surabaya
 Punya studio banyak. Dan emang yang paling gede di surabaya.

10. Apa film yang akan kamu sarankan pertama kali untuk pengalaman pertama nonton bagi anak-anak?

The Lion King.
Film keluarga yang menghangatkan. Dan anak-anak kan suka film animasi.


11. Apa film yang banyak orang benci tapi kamu sukai?

Valentine’s Day
Romansa cintanya sweet kok. Meskipun acak-acakan tapi itu menyenangkan bagi saya. 

_______________________________________________________________________________

11 Pertanyaan kedua berasal dari hafilova selaku salah satu reviewer di web movienthusiast 

1. Kenapa suka film?

Udah di cekokin dari kecil. Haha.
Gak sih, suka aja. Cerita-cerita yang diangkat di film itu beragam.

2. Teknologi apa yang ada di film yang kamu impikan untuk di miliki?

Simple. TIME MACHINE!

3. Apa film yang terasa personal buat kamu? kenapa?

9 Summers 10 Autumns.
Relationship Dad-Son yang cukup kuat. Saya menangis kala itu, seperti melihat cerminan diri.

4. Luar angkasa atau dalam laut?

LUAR ANGKASA!!

5.  Lima movieblogger Indonesia favoritmu?

@danieldokter (danieldokter.wordpress.com)

@TarizSolis (Cinetariz.blogspot.com) 

Movienthusiast.com 

@farizrazi (Vampibots.blogspot.com)

@Elbert_Reyner (cinephilesdiary.blogspot.com)


6. Tom Cruise atau Tom Hanks?

TOM HANKS ! 

7. Film-film apa yang menurutmu aktor dan aktrisnya miss cast, dan aktor/aktris siapa seharusnya yang pantas mengisi posisi mereka?

Agak lupa sih yang miscast siapa  dan di film apa aja. Tapi kalo baru-baru ini yang jadi Oz di Oz and The Great and Powerful yaitu James Franco itu sedikit miscast. Harusnya bisa diganti ke Johnny Depp

8. 3D, sampah atau keren?

Sampah. Mulai kesini, film dengan Format 3D gak digarap serius. Mereka cuma ngasih embel-embel 3D biar untungnya lebih gede.

9. Jika kamu menjadi menteri kebudayaan Indonesia, langkah apa yang kamu lakukan untuk memperbaiki kualitas perfilman Indonesia?

Menyeleksi film-film Indonesia yang mau dirilis ke bioskop. Tapi, juga bisa lewat pemulihan nama baik perfilman Indonesia di kalangan Masyarakat. Toh, masyarakat sendiri sudah tidak percaya dengan film Dalam Negri. 

10. Film apa yang belum kamu tonton sementara jutaan orang lain sudah nonton?

Waktu itu sih, Jurrasic Park.
Tapi, pas di re-release akhirnya udah nonton. Dulu aku takut sama Dinosaurus. Pas kecil, sekalinya liat Jurassic Park kok pas adegan yang cowok di makan dinosaurus di toilet. Akhirnya takut deh.

11. Armageddon atau Deep Impact?

Armageddon.
Deep Impact belom nonton sih. HAHA

_______________________________________________________________________________

The Sunshine Awards. 
 

Kalo pertanyaan Sunshine Awards, aku kopi dari Cinetariz. 

1. Favorite Actress
 Emma Stone
 
  
 2. Favorite Book 

The Hunger Games Trilogy


3. Favorite TV Show

Revenge 



4. Favorite Song

The Script - The Man Who Cant Be Moved



5. Favorite Food

Nasi Goreng 

 

6. Favorite Drink

Kopi 



7. Favorite Music Video 

Lady Gaga - Bad Romance 

 

8. Favorite Movie

Memento 



9.  Favorite Director 

Christopher Nolan 


10. Favorite Place

Bioskop/XXI/21


 ________________________________________________________________________________

Sudah semua, maka kali ini saya akan memberikan Tag kepada teman blogger saya. Baiklah inilah yang mendapatkan tongkat estafet berikutnya. 






____________________________________________________________________________

Dan inilah 11 Pertanyaan dari saya yang harus mereka jawab. 

1. Film Pertama yang ditonton di bioskop?
2. Pernah gak di dalam satu studio nonton sendirian? Waktu Film apa? Dimana?
3. Soundtrack Film Favorit?
4. Film yang disukai banyak orang bahkan kritikus juga suka. Tapi kamu gak suka?
5. Bioskop yang paling gak nyaman?
6. Olympus Has Fallen atau White House Down?
7. Pengalaman pahit pas nonton sebuah film di bioskop? (terserah pengalaman apapun itu)
8. Pernah udah terlanjur beli tiket tapi gak jadi nonton?
9. Pengen punya kekuatan Superhero kayak siapa?
10. Film genre Science Fiction favorit kamu?
11, Dari semua film Twilight Saga, favorit kamu seri yang mana? 

Baiklah, Selamat bermain dan Have Fun !
ads