Minggu, 17 Februari 2013

REVIEW - Mama

Guilermo Del Toro mencoba menggawangi atau memproduseri lagi sebuah karya horor berjudul Mama yang disutradarai oleh Andres Muschietti. Sete... thumbnail 1 summary
Guilermo Del Toro mencoba menggawangi atau memproduseri lagi sebuah karya horor berjudul Mama yang disutradarai oleh Andres Muschietti. Setelah film The Orphanage yang digawangi juga oleh Guilermo Del Toro dan berhasil menyajikan sebuah film horror yang kuat dan berkelas. Bagaimana dengan film Mama? Apakah bisa menyerupai film The Orphanage?

Menceritakan tentang seorang anak kecil bernama Victoria (Megan Charpentier) dan Lily (Isabelle Nellise) yang diajak Ayahnya pergi dari sebuah masalah. Pada suatu ketika, mobil sang ayah terperosok dalam sebuah jurang. Mereka menemukan sebuah pondok. Disana, Ayah mereka mencoba untuk membunuh anaknya. Tetapi, sesosok makhluk dari dunia lain muncul. Setelah beberapa bulan disana, mereka ditemukan oleh seseorang dan diasuh oleh Paman Ayahnya, Lucas (Nikolaj Coster-Waldau) dan pacarnya Annabel (Jessica Chastain). Ternyata selama mereka berada di rumah Paman dan pacarnya, sesosok makhluk yang dipanggil oleh mereka "Mama" ikut dan mencoba mencelakai Lucas dan Annabel.
http://images6.alphacoders.com/316/316242.jpg 
Mama adalah sebuah karya film pendek milik sang sutradara yang dicoba untuk dijadikan film dengan versi 2 Jam. Dengan naungan Guilermo Del Toro serta disutradarai langsung oleh pembuat film pendeknya alhasil film ini berada di tangan-tangan yang tepat. Siapa yang tak kenal sutradara asal mexico yang berhasil menyajikan sebuah film epic berjudul Pan's Labyrinth dan juga memproduseri sebuah film horror ternama The Orphanage. Jangan lupakan peranan Guilermo Del Toro dalam film Rise Of The Guardians serta film fantasi The Hobbit yang juga sangat mesmerizing itu. Guilermo Del Toro pun tahu benar cara membuat film ini, dia mendapuk langsung pemilik film pendek berjudul "Mama" ini ke sebuah sajian layar lebar. Alhasil para penggemar film horror klasik dengan gampang akan jatuh cinta dengan film ini. Saya pun yang sudah lama ingin menyaksikan sebuah film horror klasik yang menguras banyak adrenaline dalam menontonnya. Setelah cukup kecewa dengan The Possession, kini saya merasa puas dengan film Mama ini. Jalinan cerita yang diangkat di film ini benar-benar tertata dengan baik. Meskipun sebuah sajian film horror nya masih mempunyai ramuan cerita yang formulaic meski begitu Muschietti tahu benar membuat sajian seperti itu menjadi sebuah sajian yang menyenangkan. Terkadang sebuah film horror klasik memang tidak memperhatikan jalinan ceritanya. Terakhir kali saya menyaksikan film horror klasik dengan sajian cerita yang bagus adalah Insidious (The Cabin In The Woods tidak termasuk karena dia tergolong film thriller). Begitu pula dengan Mama, Skrip yang disusun dengan bagus dengan efek ghost-on-screen yang juga tersaji dengan porsi yang pas dan tak terkesan Hantunya kelewat narsis (seperti film Indonesia) membuat film ini menyeramkan. Sekali penampakan sesosok makhluk halus di layar, penonton akan dengan senang berteriak ketakutan. Karena Maschietti sangat smart saat menampilkan sesosok makhluk halus tanpa terkesan murahan. Tetapi, Mama jika dibandingkan dengan The Orphanage masih sedikit dibawah The Orphanage. 
http://cdn.theatlanticwire.com/img/upload/2013/01/18/mama07/large.jpg 
Dalam segi penceritaan, mungkin The Orphanage masih lebih jago. Mama masih terkesan malu-malu dengan apa yang disajikan di filmnya. Beberapa penggalian karakter film ini yang kurang digali dengan baik hasilnya beberapa adegan masih sedikit tersebar beberapa Plot Hole yang tak seberapa meninggalkan bekas yang cukup dalam karena presentasi film yang keren. Lalu, Mama tak hanya memberikan sebuah cerita tentang misteri saja. Melainkan juga sebuah cerita dari sisi lain tentang keberadaan seorang Ibu yang memang No matter what they are, their still protect us. Lalu, efek tone warna film yang disesuaikan dengan tema film dan poster ini yang dark. Hasilnya, tone warna film ini mendukung sekali dengan tema horror yang disajikan serta menambah sedikit efek yang lebih dark dan creepy. Lalu, adegan flashback yang digambarkan dengan indah tentang latar belakang sesosok "Mama" dan juga adegan Mimpi di dalam mimpi yang smart sekali. Tak hanya itu, penampilan dari beberapa cast di film ini yang sangat menunjang benar film ini. Siapa yang tak tahu Jessica Chastain? Pemegang nominasi best actrees ajang bergengsi Academy Awards tahun ini lewat film Zero Dark Thirty, serta perannya di film The Help dan juga The Tree Of Life. Jessica memang mampu menyelesaikan tugasnya dalam berakting dengan bagus. Dia sepertinya mampu memerankan berbagai karakter di filmnya. Karena setiap film, dia memerankan karakter yang berbeda-beda. Dan di film Mama pun dia tetap tampil semaksimal mungkin. Kekuatan aktingnya pun mampu memberikan nilai plus dalam film ini. Jangan lupakan duet dari Megan Charpentier dan Isabelle Nellise yang berperan sebagai Victoria dan Lily yang juga mengesankan. Mereka memberikan penampilan karakter yang misterius serta segala bentuk ketakutan dan bentuk sayangnya kepada Mama. Film horror dengan pemeran utama seorang anak kecil memang memberikan sebuah kengerian tersendiri. Contoh paling best of them all is The Sixth Sense. 
Overall, Mama adalah sebuah film horror yang tak hanya memberikan sebuah sajian kaget-kagetan. Tetapi juga memberikan jalinan cerita yang cukup bagus, tertata, dan touchable. Ini adalah sebuah Horrorgasm yang sangat mengasyikkan. 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

ads