Star Trek, sebuah film ber-genre Sci-Fi yang di remake ulang oleh sineas Hollywood bernama J.J. Abrams yang sukses menyajikan sebuah perjalanan luar angkasa U.S.S Enterprise dengan berbagai penceritaan yang diluar ekspektasi. Memberikan sebuah cerita Sci-Fi yang tak hanya sekedar berpetualang saja. Juga memberikan cerita yang berbobot dan enak untuk diikuti dari awal hingga akhir. Kali ini, J.J. Abrams berkesempatan lagi untuk menyutradarai installment keduanya dengan judul Star Trek Into Darkness
Setelah sekali lagi melanggar saat melaksanakan tugas, Jim Kirk (Chris Pine) pun ditarik menjadi seorang captain dari U.S.S Enterprise. Tetapi, Captain Pike (Bruce Greenwood) tetap memberikan kesempatan kepada Jim untuk beroperasi di U.S.S Enterprise tetapi sebagai First Officer. Pada saat mereka semua berada di sebuah pertemuan untuk membahas musuh yang sedang buron bernama John Harrison (Benedict Cumberbatch), John menyerang tempat itu dan membunuh Captain Pike. Jim tidak terima atas kematian Captain Pike dan akhirnya bersama dengan Spock (Zachary Quinto) dia memburu John Harrison ke suatu tempat yang tak bisa terjamah oleh siapapun. John juga menggawangi peledakan Tempat Pusat Data Enterprise yang membuatnya Buron.
This is what I called the real Science Fiction movie. A Thrill ride space journey from J.J. Abrams
Star Trek adalah sebuah kambing hitam yang dikira akan menyamai berbagai aspek dan kesuksesan dari Seri Star Wars yang mempunyai banyak fans. Saya belum pernah mengikuti Seri Star Wars sama sekali. Tetapi, Dari keseluruhan Star Trek dan Star Wars mempunyai cerita yang pastinya sangat jauh berbeda. Hanya saja dia mempunyai nama yang hampir mirip. Well, Star Trek kali ini pun di Reboot oleh Sutradara jenius bernama J.J. Abrams. Installment pertamanya pun berhasil mendapatkan pujian dari kritikus film dan hati saya pun dengan gampang direbut oleh J.J. Abrams. Saya pun tak pernah menyaksikan film-film Star Trek sebelum proyek reboot-nya. Tetapi saya tak peduli, karena yang terpenting Star Trek versi baru ini berhasil jadi film space journey yang entertaining, mesmerizing, and charming diberbagai aspek mulai dari cerita hingga CGI yang memanjakan mata.
Kali ini film keduanya, jelas menjadi sebuah film yang paling saya nantikan di tahun 2013 ini. Teaser poster nya yang memberikan kesan gelap yang mungkin juga berpotensi untuk kehilangan identitasnya layaknya Iron Man 3 kemarin. Ternyata J.J. Abrams masih bisa mempertahankan apa yang sudah ditawarkan olehnya sejak Film pertama Star Trek yang sudah berhasil membuat berbagai kalangan tak hanya Trekkies (Para Fans dari Star Trek) saja terkagum-kagum. Saya yang sudah menaruh ekspektasi yang begitu tinggi pun ternyata tak sia-sia. Karena Star Trek Into Darkness menyanggupi berbagai ekspektasi tinggi yang sudah diberikan oleh berbagai kalangan. J.J. Abrams selalu tahu bagaimana cara menghidupkan film fiksi ilmiah dan dicintai oleh banyak orang. Tak hanya Star Trek dwilogi yang membuat orang jatuh cinta. Super 8 pun juga berhasil membuat saya sangat suka dengan karyanya.
Naskah Star Trek Into Darkness ditulis oleh Alex Kurtzman, Damon Lindelof, dan Roberto Oci. Naskah yang mereka garap benar-benar memperhatikan berbagai detail cerita yang tentunya membuat saya sepertinya lupa untuk mengambil nafas. Jalinan ceritanya yang tersusun solid tanpa sedikit celah membuat kita semua akan melupakan durasinya yang cukup panjang yaitu 120 menit. Meskipun menurut saya, penjabaran cerita di awal yang nampaknya kurang tergali lebih sehingga menghadirkan sedikit Plot Hole. Mungkin dengan Second-viewing semua penceritaan yang kurang terjabarkan itu akan terjawab dengan baik. Terutama penggalian karakter dari sosok Villain nya sendiri yang kurang terjabarkan dengan baik. Tetapi kolaborasi mereka tetap menunjukkan sebuah cerita yang begitu solid. Kesalahan sedikit itu pun tak saya hiraukan sama sekali.
Meskipun Poster serta Trailer yang mengusung nuansa kelam. J.J. Abrams pun bisa membuat Star Trek tetap tak kehilangan identitasnya. Sehingga Star Trek pun tak menjadi jatuh dengan berbagai cerita yang kelam hingga kehilangan identitasnya. Memang benar, jika cerita yang diusung membuat mereka kedalam masalah-masalah yang setidaknya membuat Jim Kirk, Spock, serta siapapun jatuh ke dalam sebuah Indvidual Problem yang mengharuskan mereka make their own decision. Because every decision they make it always has a risk. Resiko yang cukup besar hingga mereka harus tetap dewasa untuk menghadapinya. Tetapi, memang itulah Star Trek sejak film pertamanya. Tak ada yang berubah. Malah Star Trek Into Darkness ini berubah semakin baik dari yang saya perkirakan.
Kabar baik selanjutnya, Film ini bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Bukan hanya yang sudah pernah menyaksikan film pertamanya saja. Melainkan orang yang baru saja mengikutinya dari film keduanya. Sehingga mereka tak kebingungan dengan berbagai karakter yang bermunculan di film ini. Karena memang Star Trek Into Darkness ini seperti sebuah sekuel yang berdiri sendiri. Bukan berarti ini malah menghilangkan esensi film pertamanya. Karena tetap J.J. Abrams masih memberikan berbagai benang merah yang masih terjalin di film keduanya.
J.J. Abrams pun bisa menjabarkan dengan baik siapapun karakter-karakter di film ini tanpa perlu menonton film pertamanya terlebih dahulu. J.J. Abrams tak terlihat kelabakan. Berbagai hook dari film pertamanya pun masih ditampilkan di film keduanya sehingga esensi film ini semakin bertambah. Jadi tak perlu khawatir jika film ini melupakan film pertamanya. Karena berbagai momen film pertamanya yang baik masih terjaga di film ini. Sehingga memori penonton film pertamanya masih diikutkan ke film ini.
Permainan Visual film ini yang tetap menawan dengan didukung oleh efek 3D yang juga bagus membuat film ini semakin bertambah baik. Meski efek 3D nya konversi tetapi jangan skeptis dulu. 3D Konversi yang digarap bagus dengan berbagai adegan yang mendukung efek 3D nya. Tak seperti Iron Man 3 yang memberikan kesan minor yang jelas membuang-buang adegan penuh aksi yang ditawarkan di Iron Man 3 yang seharusnya bisa didukung dengan kualitas 3D yang menawan. Star Trek Into Darkness pun berbeda. Semua adegan penuh CGI itu dikonversi-kan ke versi 3D hingga kita bisa menyaksikan secara langsung spaceship Enterprise dengan baik. Semuanya tak terbuang sia-sia. Sekali lagi, saya terserap masuk. Seperti ikut andil didalam adegan-adegan yang tersaji di film ini.
Belum lagi Twist yang tersaji di dalam plot-nya. Twist nya tak bermain keterlaluan layaknya Iron Man 3. Semuanya tersaji penuh ke-luar biasa-an. Twist-nya mendukung plot. Tak terlalu mindblowing tetapi cukup membuat kita bingung. Ikut curiga dengan semua alur di film ini. Begitu pula dengan Cast-cast yang tetap bermain dengan bagus yang akhirnya membuat film ini semakin kuat. Bagaimana Friend Relationship begitu terjalin antara Jim Kirk yang diperankan oleh Chris Pine dengan Spock yang diperankan oleh Zachary Quinto. Begitu pula dengan Villainnya yang benar-benar dingin. Benedict Cumberbatch berhasil memerankan seorang Villain yang begitu dingin, psychc, serta evil dengan begitu baik dan jelas menjengkalkan bagi penontonnya. Serta dukungan Scoring serta Theme Song Star Trek yang begitu mendukung dan tahu penempatannya di film ini.
Overall, Star Trek Into Darkness be the real Science Fiction which I love the most. Even it use Dark Theme in poster, trailer, or it title but J.J. Abrams not use that theme that ruin the identity of Star Trek itself. Breathtaking, Mesmerizing, and Hypnotizing story that make we as audience come into the movie. Well Done J.J. Abrams. You stole my heart and this is what I called Science Fiction. This gonna be sorted on my Best List movies in 2013. Vulcan Salute !
Kali ini film keduanya, jelas menjadi sebuah film yang paling saya nantikan di tahun 2013 ini. Teaser poster nya yang memberikan kesan gelap yang mungkin juga berpotensi untuk kehilangan identitasnya layaknya Iron Man 3 kemarin. Ternyata J.J. Abrams masih bisa mempertahankan apa yang sudah ditawarkan olehnya sejak Film pertama Star Trek yang sudah berhasil membuat berbagai kalangan tak hanya Trekkies (Para Fans dari Star Trek) saja terkagum-kagum. Saya yang sudah menaruh ekspektasi yang begitu tinggi pun ternyata tak sia-sia. Karena Star Trek Into Darkness menyanggupi berbagai ekspektasi tinggi yang sudah diberikan oleh berbagai kalangan. J.J. Abrams selalu tahu bagaimana cara menghidupkan film fiksi ilmiah dan dicintai oleh banyak orang. Tak hanya Star Trek dwilogi yang membuat orang jatuh cinta. Super 8 pun juga berhasil membuat saya sangat suka dengan karyanya.
Naskah Star Trek Into Darkness ditulis oleh Alex Kurtzman, Damon Lindelof, dan Roberto Oci. Naskah yang mereka garap benar-benar memperhatikan berbagai detail cerita yang tentunya membuat saya sepertinya lupa untuk mengambil nafas. Jalinan ceritanya yang tersusun solid tanpa sedikit celah membuat kita semua akan melupakan durasinya yang cukup panjang yaitu 120 menit. Meskipun menurut saya, penjabaran cerita di awal yang nampaknya kurang tergali lebih sehingga menghadirkan sedikit Plot Hole. Mungkin dengan Second-viewing semua penceritaan yang kurang terjabarkan itu akan terjawab dengan baik. Terutama penggalian karakter dari sosok Villain nya sendiri yang kurang terjabarkan dengan baik. Tetapi kolaborasi mereka tetap menunjukkan sebuah cerita yang begitu solid. Kesalahan sedikit itu pun tak saya hiraukan sama sekali.
Breathtaking. This one gonna be on my Best ListTetapi dengan bertambahnya durasi film. Film ini pun semakin bertambah mengasyikkan untuk diikuti. Tensi ketegangan tetap dijaga dari awal durasi film ini hingga sebuah klimaks yang sangat menawan. Saya berhasil di serap kedalam dunia U.S.S Enterprise hingga saya lupa bahwa saya sedang menyaksikan sebuah film. Sebuah cerita yang tersusun epic. Human drama yang disajikan dengan penuh emosional, Non-stop Action scene yang juga digarap dengan epic sehingga film ini balance tak hanya dari segi cerita saja melainkan juga adegan aksinya juga. Sehingga film ini pun menjadi sebuah alternatif bagi penonton yang ingin menyaksikan sebuah film yang berkualitas tetapi juga renyah di berbagai unsur filmnya. Penempatan joke-joke yang smart pun berhasil dibawakan dengan baik hingga akhirnya film ini tak terkesan serius dari awal hingga akhir film. Well, mereka memperhatikan berbagai detailnya dengan baik dalam segi cerita.
Meskipun Poster serta Trailer yang mengusung nuansa kelam. J.J. Abrams pun bisa membuat Star Trek tetap tak kehilangan identitasnya. Sehingga Star Trek pun tak menjadi jatuh dengan berbagai cerita yang kelam hingga kehilangan identitasnya. Memang benar, jika cerita yang diusung membuat mereka kedalam masalah-masalah yang setidaknya membuat Jim Kirk, Spock, serta siapapun jatuh ke dalam sebuah Indvidual Problem yang mengharuskan mereka make their own decision. Because every decision they make it always has a risk. Resiko yang cukup besar hingga mereka harus tetap dewasa untuk menghadapinya. Tetapi, memang itulah Star Trek sejak film pertamanya. Tak ada yang berubah. Malah Star Trek Into Darkness ini berubah semakin baik dari yang saya perkirakan.
Kabar baik selanjutnya, Film ini bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Bukan hanya yang sudah pernah menyaksikan film pertamanya saja. Melainkan orang yang baru saja mengikutinya dari film keduanya. Sehingga mereka tak kebingungan dengan berbagai karakter yang bermunculan di film ini. Karena memang Star Trek Into Darkness ini seperti sebuah sekuel yang berdiri sendiri. Bukan berarti ini malah menghilangkan esensi film pertamanya. Karena tetap J.J. Abrams masih memberikan berbagai benang merah yang masih terjalin di film keduanya.
J.J. Abrams pun bisa menjabarkan dengan baik siapapun karakter-karakter di film ini tanpa perlu menonton film pertamanya terlebih dahulu. J.J. Abrams tak terlihat kelabakan. Berbagai hook dari film pertamanya pun masih ditampilkan di film keduanya sehingga esensi film ini semakin bertambah. Jadi tak perlu khawatir jika film ini melupakan film pertamanya. Karena berbagai momen film pertamanya yang baik masih terjaga di film ini. Sehingga memori penonton film pertamanya masih diikutkan ke film ini.
Permainan Visual film ini yang tetap menawan dengan didukung oleh efek 3D yang juga bagus membuat film ini semakin bertambah baik. Meski efek 3D nya konversi tetapi jangan skeptis dulu. 3D Konversi yang digarap bagus dengan berbagai adegan yang mendukung efek 3D nya. Tak seperti Iron Man 3 yang memberikan kesan minor yang jelas membuang-buang adegan penuh aksi yang ditawarkan di Iron Man 3 yang seharusnya bisa didukung dengan kualitas 3D yang menawan. Star Trek Into Darkness pun berbeda. Semua adegan penuh CGI itu dikonversi-kan ke versi 3D hingga kita bisa menyaksikan secara langsung spaceship Enterprise dengan baik. Semuanya tak terbuang sia-sia. Sekali lagi, saya terserap masuk. Seperti ikut andil didalam adegan-adegan yang tersaji di film ini.
Belum lagi Twist yang tersaji di dalam plot-nya. Twist nya tak bermain keterlaluan layaknya Iron Man 3. Semuanya tersaji penuh ke-luar biasa-an. Twist-nya mendukung plot. Tak terlalu mindblowing tetapi cukup membuat kita bingung. Ikut curiga dengan semua alur di film ini. Begitu pula dengan Cast-cast yang tetap bermain dengan bagus yang akhirnya membuat film ini semakin kuat. Bagaimana Friend Relationship begitu terjalin antara Jim Kirk yang diperankan oleh Chris Pine dengan Spock yang diperankan oleh Zachary Quinto. Begitu pula dengan Villainnya yang benar-benar dingin. Benedict Cumberbatch berhasil memerankan seorang Villain yang begitu dingin, psychc, serta evil dengan begitu baik dan jelas menjengkalkan bagi penontonnya. Serta dukungan Scoring serta Theme Song Star Trek yang begitu mendukung dan tahu penempatannya di film ini.
Overall, Star Trek Into Darkness be the real Science Fiction which I love the most. Even it use Dark Theme in poster, trailer, or it title but J.J. Abrams not use that theme that ruin the identity of Star Trek itself. Breathtaking, Mesmerizing, and Hypnotizing story that make we as audience come into the movie. Well Done J.J. Abrams. You stole my heart and this is what I called Science Fiction. This gonna be sorted on my Best List movies in 2013. Vulcan Salute !
Well, Star Trek Into Darkness pun dirilis dalam versi 3D. Apakah 3D film ini worth it mengingat 3D di film ini adalah hasil konversi bukan di shoot dengan menggunakan kamera 3D.
BRIGHTNESS
Kecerahan film ini tak berkurang meskipun disaksikan dalam format 3D. Sehingga mungkin kepala tak pusing saat menyaksikan film ini.
DEPTH
Mengagumkan. Mengingat 3D film ini adalah hasil konversi. Ternyata kedalaman film ini dalam format 3D masih terjaga dengan baik. Berbagai setting tempat terutama luar angkasa makin menunjukkan efek depth-nya yang mengagumkan. Meski di setting Indoor, depth film ini bisa dikatakan biasa.
POP OUT
Adegan pop out-nya elegan. Tak terkesan norak dan menggunakan gimmick yang kasar. Tetapi semuanya 'keluar' secara sempurna dan tak sia-sia. Adegan-adegan berdebu, asap, serpihan-serpihan keluar menyapa penontonnya yang asyik duduk menyaksikan film ini.
Overall, meski 3D di film ini adalah hasil konversi. Tetapi Star Trek Into Darkness masih worth untuk disaksikan dalam versi 3D. Kita akan terserap masuk kedalam sebuah dunia space dan U.S.S Enterprise yang jelas mengagumkan. So, Watch in 3D and you will get the experience that you will not get in 2D.
Tidak ada komentar
Posting Komentar