Minggu, 23 Desember 2012

REVIEW + 3D HFR REVIEW - The Hobbit : An Unexpected Journey

Trilogi fantastis garapan Samuel Jackson, The Lord Of The Rings memukau berbagai kalangan. Kritikus dan box office yang memuji-muji film ini... thumbnail 1 summary
Trilogi fantastis garapan Samuel Jackson, The Lord Of The Rings memukau berbagai kalangan. Kritikus dan box office yang memuji-muji film ini. Maka, Samuel Jackson memutuskan untuk membuat film prekuel dari ketiga film LOTR sebelumnya. The Hobbit pun dibagi menjadi 3 bagian. The Hobbit : An Unexpected Journey sebagai pembuka Trilogi prekuel ini apakah seberhasil Trilogi LOTR?
http://files.myopera.com/MICKEY2D/albums/7959822/Le%20Hobbit%20un%20voyage%20inattendu%20(The%20Hobbit%20An%20Unexpected%20Journey)-hq-wallpaper%201.jpg
Berlatarkan 60 tahun sebelum kejadian di Film The Lord Of The Rings : The Fellowship Of The Rings. Menceritakan Bilbo Baggins (Martin Freeman) ayah dari Frodo Baggins (Elijah Wood) dimana di saat mudanya dia baru saja kenal dengan Gandalf. Suatu ketika, Gandalf mengajaknya untuk berpetualang bersamaan dengan 13 Kurcaci. Thorin, putra dari Thror pemimpin dari semua kurcaci harus melakukan perjalanan pulang ke kerajaannya yaitu Eberor yang disempat diserang oleh Naga paling kuat yaitu Smaug. Dalam perjalanannya, mereka menemukan banyak jalan berliku. Mereka dihadang oleh Orc, masuk ke dunia Goblin, Bilbo yang bertemu dengan Gollum dan awal mula pertemuan Bilbo dengan Cincin yang diperebutkan di trilogi LOTR.
 
Jika bisa dibilang, The Hobbit ini lebih mempunyai cerita yang gampang dicerna menurut saya. Tak seperti Trilogi LOTR sebelumnya. Melampaui kualitas LOTR sebelumnya? Sebenarnya tidak bisa dikatakan bagus sekali hingga outstanding tetapi juga belum bisa dikatakan sangat buruk. Tapi Menurut saya, The Hobbit : An Unexpected Journey ini bisa dikatakan dibawah rating Outstanding sedikit. Seperti kita tahu, tak ada durasi pendek untuk film LOTR. Begitu pula dengan The Hobbit. Dengan durasi sekitar 170 menit, The Hobbit mampu memukau saya. Yah, Pengenalan karakter yang sangat detail disini menjadi kekuatan tersendiri untuk film ini. Sangat jelas disini, beberapa detail tentang Bilbo dan asal mula kenapa Bilbo yang didapuk sebagai pengikut gandalf, bertemunya Bilbo dengan Cincin dan lain sebagainya. Tetapi, Karakter yang digali disini memang sangat terfokus pada Bilbo saja. Bagaimana dengan 13 Dwarves ? Mungkin sampai sekarang pun saya tidak bisa menghafal semua nama Dwarves disini. Mungkin hanya sang pemimpin saja yaitu Thorin, dan yang setidaknya masih sering muncul yaitu si kembar Kili dan Fili. Latar belakang mereka hanya dijelaskan tentang mereka hanya sedikit saja. Malah di awal film, film ini menceritakan tentang Latar Belakang Kerajaan mereka yang diserang oleh naga yang ganas. Kadang di film ini saya masih merasakan, penceritaan yang cepat terutama di awal ketika Gandalf bertemu dengan Bilbo. Yah, disini saya kira Peter Jackson sedikit kurang fokus dan di scene Randergust, Si Penyihir Coklat. Cerita tentang Randergust yang tiba-tiba muncul dan menghilang lagi tanpa diceritakan lebih lagi saat dikejar oleh Orc. Bagaimana nasib Randergust setelah itu pun juga tidak diceritakan lagi. Yah, jangan skeptis dulu. Masih ada 2 Bagian dari The Hobbit yang akan di rilis di pasaran yang mungkin akan menceritakan lebih dan pasti tensi alur serta ketegangan yang lebih dari film ini. 
 
 Sebagai Film yang menceritakan pengenalan karakter-karakter di Trilogi The Hobbit, Film ini sukses sekali mengantarkan cerita yang menurut saya menggunakan pakem alur yang lambat. Tetapi disinilah kekuatan film ini. Alur yang lambat yang disuguhkan di film ini malah memberikan detail-detail yang benar-benar mesmerizing sekali. Adegan aksi disini juga bisa dikatakan pas dan diselipi humor-humor segar yang menghujani film ini dan membuat film ini jauh dari kesan membosankan. Dari segi teknis, Visual dari Middle Earth di film The Hobbit ini jelas lebih menakjubkan ketimbang ketiga film LOTR. Jelas sekali terlihat, efek-efek yang digunakan menggunakan teknologi yang jelas lebih canggih ketimbang ketiga film LOTR sebelumnya. Lebih Halus. Apalagi dengan menggunakan teknologi HFR 3D dimana film ini diputar dengan Frame Rate 48 fps. Dimana film normal hanya memutar dengan Frame Rate 24 fps saja. Membuat efek 3D di film ini benar-benar smooth dan seperti menontonnya langsung (diakhir pos ini akan saya review 3D-nya) meskipun terkadang smoothness dari CGI-nya jadi terasa sedikit kasar dan kurang halus dari biasanya. Cast yang benar-benar ciamik dari Martin Freeman yang memerankan Bilbo Baggins muda juga sangat iconic dengannya. Martin Freeman bemain total di film ini. Ian Mckellen yang sudah jangan diragukan lagi saat memerankan Gandalf. Lalu, Richard Armitage yang memerankan Tharin yang sangat keras kepala, kuat, patriotik raja yang khas juga berakting total disini. Scoring yang indah di film ini juga semakin menguatkan alur lambat yang disajikan di film ini. Jangan lupakan lagu dari 13 Dwarves yang dinyanyikan saat di rumah Bilbo Baggin yaitu Song of the Lonely Mountain yang sangat memorable. Dan jangan lupakan theme song dari Lord Of The Rings yang khas dan saya seperti menghirup segarnya film LOTR lagi di film ini.
Overall, melupakan segala kekurangan The Hobbit : An Unexpected Journey ini merupakan paket lengkap dari sebuah film fantasi. Banyaknya adegan aksi dengan selipan unsur komedi yang pas sekali. Serta alur lambat yang menjadi kekuatan di film ini, membuat film ini layak sekali untuk anda tonton di bioskop. Peter Jackson you still did a good-job movie.Wait for the next Hobbit Journey

Bagaimana dengan 3D-nya yang menggunakan teknologi HFR atau High Frame Rate dengan kecepatan 48 fps yang katanya akan membuat kita melihat film ini mendekati dengan penglihatan mata kita?

BRIGHTNESS
Menurut saya di film ini, tingkat kecerahannya sedikit lebih gelap ketimbang di film-film 3D lainnya.
 
DEPTH 
Inilah yang menjadi kekuatan film The Hobbit : An Unexpected Journey. Sebagai penonton anda akan disuguhi tampilan depth yang sangat luar biasa bagus. Layaknya anda menonton langsung dari jendela dan benar-benar mencengangkan. 

POP OUT 
Sayang efek Pop Out di film ini kurang digali lagi. Penggunaan seharusnya dengan penggunaan teknologi High-Frame-Rate (HFR) efek pop-out yang dihasilkan benar-benar keluar dari layar dan bagus sekali. Meski Di film The Hobbit hanya digunakan di beberapa adegan saja. Seperti burung ataupun asap. 


YES! YOU MUST WATCH IT ON 3D!!
Dengan segala teknologi barunya di dunia 3D. Film The Hobbit : An Unexpected Journey ini sangat layak anda tonton dengan format 3D High Frame Rate. Dan saya menantikan film lanjutannya yang akan menggunakan High Frame Rate dengan kecepatan 60 fps.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

ads