Berceritakan tentang Smithblack (RZA) yang bekerja sebagai pembuat senjata tajam. Dia harus kerja ekstra keras untuk menebus istrinya Lady Silk (Jamie Chung) di Pink Blossom tempat pelacuran terkenal yang dipimpin oleh Madame Blossom (Lucy Liy). Suatu ketika, senjata yang dibuat oleh Smithblack digunakan oleh Silver Lion dan Bronze Lion untuk membunuh ayah angkatnya. Ayah angkat tersebut adalah ayah dari Zen Yi. Silver dan Bronze Lion memburu Zen Yi atau The X-Blade untuk mendapatkan emas yang diinginkan oleh mereka. Disinilah dia bertemu dengan Jack Knife (Russel Crowe) dimana dia adalah orang inggris yang berlibur di China.
Tak tahu apa yang dipikirkan oleh RZA saat membuat film ini. Ini adalah film terkacau yang pernah saya lihat. RZA belum tahu benar cara mengarahkan sebuah film bahkan mengarahkan dirinya sendiri saat bermain di film ini. Saya kira kekacauan seiring waktu akan memadam. Tetapi ternyata dugaan saya salah. Kekacauan film ini semakin meningkat seiring durasinya yang bertambah. Film aksi di sini memang khas sekali. Aksi dengan menggunakan pedang, tangan kosong, gore lebih tepatnya. Tetapi cara RZA memvisualisasikan film gore ini sangat menganggu. Efek darah-darah bertebaran terlalu berlebihan. Jika The Expandables 2 saya katakan sudah berlebihan. Yang satu ini benar-benar tidak masuk akal. Saya ingat ketika adegan kepala seseorang di tendang dengan keras yang terjadi adalah kepala orang tersebut lepas dengan indahnya. No! Jelas ini benar-benar konyol. RZA juga tak tahu benar mengolah suatu naskah. Seenaknya saja dia memasukkan beberapa karakter yang sebenarnya sangat penting. Tetapi, keberadaan dan Latar belakang sangat tidak dijelaskan dengan baik. Mereka muncul secara tiba-tiba dan mengambil banyak bagian. Bahkan latar belakang dari Jack Knife ataupun Brass Body yang notabene dia adalah karakter yang sering muncul pun tak dijelaskan dengan baik. Tiba-tiba, datanglah mereka ditengah sebuah perjalanan film ini dan mereka yang mengambil banyak porsi di layar bioskop. Konflik mereka pun tak terjabarkan dengan baik. Apa tujuan dari Brass Body sehingga harus menghancurkan Jungle Village, Apa hubungan Brass Body dengan Silver dan Bronze Lion sehingga dia bisa bekerja sama? Apa hubungan karakter-karakter yang dibunuh oleh Silver dan Bronze Lion dengan emas yang mereka cari? Apa? Kenapa? itu pertanyaan yang sering muncul dibenak saya saat menonton film ini.
Setelah lama berpikir dan tak menemukan hasil. Saya mencoba enjoy dengan film ini. Tapi film ini tak bisa diajak kompromi. The Man With The Iron Fists yang dijadikan judul film ini malah menurut saya hanya sebagai cameo. Saat pertengahan menuju akhir barulah saya menemukan siapa itu The Man With The Iron Fists. Dari segi cast, RZA yang notabene adalah pemeran utama dari film ini malah menurut saya hanya berperan seperti cameo. Sedikit sekali porsi dia di layar itu. Bahkan hingga pertengahan film saya baru ngeh kalo RZA adalah si Narator atau Si Smithblack. Malah Russel Crowe yang merajai layar film ini dan itu juga tak membantu betapa lemahnya film ini. David Bautista, pemain WWE Smackdown ini juga minim dialog. Hanya menunjukkan betapa kekar dan kuatnya dia di film ini. Mungkin sebagai penyelamat hanya ada Lucy Liu sebagai Madame Blossom yang berperan sangat licik sekali di film ini. Soundtrack dengan lagu rap yang amat tidak pas dengan film ini semakin memperburuk keadaan. CGI disini termasuk lumayan lah, tak sejelek breaking dawn part 2 tetapi mungkin RZA menggunakan CGI dengan Gimmick 3D yang terlihat murah yang membuat saya penggemar CGI menjadi mengernyitkan dahi. Beruntunglah, karena pertarungan akhir dari film ini yang lumayan bagus menjadi penyelamat film ini. Setidaknya film ini sangat cocok bagi anda yang suka film Action dengan adu pedang, bacok-bacokan dan lain sebagainya. Dan menurut saya Resident Evil masih lebih bagus daripada film ini meski sama-sama dikategorikan buruk. Film ini hanya sebagai project dengan menuruti ego semata. Karena RZA berperan sebagai Sutradara, Aktor Utama, sekaligus penulis naskah.
Overall, The Man With The Iron Fists adalah proyek ego yang ditangani kurang baik. Entah bagaimana ceritanya Sutradara sekelas Quentin Tarantino mau memproduseri film ini. One Of The Worst Movie Of The Year.
Tidak ada komentar
Posting Komentar